Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan telekomunikasi PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) kelebihan fasilitas pinjaman sekitar 70 juta dolar AS, karena dana pinjaman yang masuk ke perseroan jumlahnya sekitar 290 juta dolar AS sedangkan kebutuhan dana untuk investasi sekitar 220 juta dolar Amerika Serikat (AS).
"Tahun ini dari berbagai fasilitas pinjaman yang kita terima ternyata lebih besar dari belanja modal (capex) tahun ini sebesar 220 juta dolar AS. Sehingga kelebihan fasilitas pinjaman tersebut mencapai 70 juta dolar AS," kata Direktur Keuangan BTEL, Jastiro Abi, di Jakarta, Senin.
Jastiro mengatakan, fasilitas pinjaman tersebut terdiri dari credit suisse sebesar 125 juta dolar AS, vendor financing sebesar 125 juta dolar AS dari Huawei, salah satu vendor terkemuka dari Cina dan penerbitan obligasi mencapai 70 juta dolar AS.
"Untuk Credit Suisse hanya 95 juta dolar AS yang dipakai belanja modal, sisanya untuk melunasi pinjaman ke bank. Sedangkan yang dari vendor financing semuanya untuk capex. Jadi ada kelebihan fasilitas pinjaman sebesar 70 juta dolar AS," tambahnya.
Menurutnya kelebihan fasilitas pinjaman tersebut akan digunakan untuk belanja modal BTEL tahun depan. "Saya membantah kalau ada berita yang menyebutkan kita mengurangi fasilitas pinjaman," ujarnya.
Sementara itu Wakil Direktur Utama Bakrie Telecom Erik Meijer mengungkapkan sejak 25 Agustus lalu perseroan resmi menggelar jaringannya di Surabaya dan Malang. Pembukaan jaringan di dua kota tersebut merupakan langkah awal dalam pengembangan layanan BTEL secara nasional tahun ini.
"Setelah kedua kota ini segera menyusul dua kota di Jawa Tengah, yaitu Semarang dan Solo. Pengembangan jaringan dan layanan ini merupakan langkah korporasi dalam memenuhi target perusahaan untuk segera membangun layanan Esia & Wifone, dua produk andalannya di 17 kota di seluruh Indonesia pada tahun 2007 ini," katanya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007