Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Senin sore, naik tajam di bawah level Rp9.400 per dolar AS yang terpicu isu eksternal bank sentral AS (The Fed) akan menurunkan suku bunga The Fed Rate. Nilai tukar rupiah naik 32 poin menjadi Rp9.373/9.375 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp9.405/9.405 per dolar AS. The Fed menurut rencana akan menurunkan suku bunganya sebesar 25 basis poin menjadi 5 persen dari sebelumnya 5,25 persen Analis Valas PT Bank Niaga Tbk, Noel Chandra di Jakarta mengatakan, penurunan suku bunga The Fed menunjukkan keseriusan Amerika terhadap kasus gagal bayar kredit perumahan AS yang merontokkan pasar uang global. Penurunan bunga The Fed diperkirakan akan memicu rupiah terus menguat, karena selisih perbedaan suku bunga rupiah dan dolar AS makin besar, katanya. Bank Indonesia (BI), lanjut dia pada bulan lalu tidak menurunkan suku bunga acuannya yang masih bertengger di level 8,25 persen, akibat laju inflasi yang cenderung meningkat. Upaya BI ini juga untuk menjaga nilai rupiah agar tidak terpuruk lebih jauh setelah kasus subprime mortgage mendorong rupiah terpuruk, ucapnya. Rupiah, menurut dia juga mendapat dukungan dengan membaiknya penjualan perumahan AS pada Juli lalu sebesar 2,8 persen. Kenaikan penjualan perumahan AS itu memberikan keyakinan kasus Subprime Mortgage di AS mulai mereda, tegasnya. Ia mengatakan, rupiah diperkirakan pada hari berikut akan bergerak naik lagi, karena sentimen positif ini cukup besar untuk mendorong bergerak naik lebih jauh. "Kami memperkirakan rupiah akan bisa mendekati level Rp9.350 per dolar AS setelah dua minggu lalu terpuruk hingga di atas level Rp9.400 per dolar AS," katanya. Mengenai dolar, AS, menurut dia dolar naik 0,20 persen menjadi 116,65 yen, euro diperdagangan 1,3680 per dolar AS dan euro naik 0,20 persen menjadi 159,65 yen.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007