Sungai itu sumber kehidupan, bukan tempat pembuangan.

Jakarta, (ANTARA News) - Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan mengkoordinasikan pelaksanaan bersih sungai Citarum sesuai Perpres nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum

Dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu, Plt Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat, Desa, dan Kawasan, Kemenko PMK Sonny Harry B Harmadi, didampingi Asisten Deputi Pengurangan Risiko Bencana Iwan Eka Setiawan dan Plh. Asisten Deputi Pemberdayaan Kawasan Perdesaan Mustikorini Indrijatiningrum melakukan kunjungan kerja ke Kecamatan Baleendah dan Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung. Wilayah ini merupakan wilayah kerja sektor 6 satuan tugas Citarum Harum.

Sonny diterima langsung oleh Komandan Sektor 6 Kodam III Siliwangi, Kolonel Inf. Yudi Zanibar bersama anggota TNI dan 25 orang kader revolusi mental. Dalam kesempatan tersebut Sonny diajak mengelilingi Sungai Citarum dengan perahu untuk melihat langsung perkembangan yang ada.

Kemenko PMK melalui dua program yaitu Gerakan Pengurangan Risiko Bencana berbasis masyarakat dan Gerakan Nasional Revolusi Mental melaksanakan aksi dalam mendorong perubahan perilaku masyarakat di Kecamatan Baleendah, Bojongsoang dan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung yang rutin dilanda bencana banjir.

Lokasi di tiga kecamatan tersebut merupakan daerah cekungan di bantaran DAS Citarum. Kurang lebih 10 kali banjir setiap tahunnya dengan ketinggian air mencapai 2-4 meter, berdurasi antara satu hingga dua minggu.

Menko PMK Puan Maharani dalam penanganan Sungai Citarum selalu menekankan pentingnya pendekatan kesejahteraan di DAS Citarum. Oleh karenanya, Kemenko PMK terus mengawal berbagai program pemberdayaan kawasan perdesaan di sekitar DAS Citarum untuk memastikan kesejahteraan masyarakatnya terus membaik dan ikut berpartisipasi menjaga kebersihan Sungai Citarum.

Kondisi air limbah yang keluar dari pipa saluran Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Industri Terpadu PT MCAB Cisirung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (2/8/2018). IPAL Terpadu PT MCAB yang menampung air limbah dari 24 pabrik industri di kawasan Dayeuhkolot tersebut mulai kembali beroperasi setelah sempat ditutup akibat kebocoran dan kelebihan debit limbah yang mengotori sungai Citarum. (ANTARA FOTO/Novrian Arbi)


Awal September lalu, Kemenko PMK bekerjasama dengan BNPB memberikan pelatihan kepada masyarakat tiga Kecamatan di wilayah kerja Sektor 6 dan 7. Sebagai upaya meningkatkan kesadaran dan pemahaman serta kewaspadaan masyarakat terhadap bencana dengan cara membangun partisipasi semua pihak. Dampaknya dapat mengurangi risiko korban jiwa dengan menerapkan revolusi mental melalui gerakan tertib dan bersih.

“Kami berharap dapat memberi pemahaman, mengubah perilaku dan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana serta mendukung perbaikan Sungai Citarum melalui perubahan cara pikir, cara kerja, dan cara hidup. Sungai itu sumber kehidupan, bukan tempat pembuangan,” kata Sonny.

Saat terjadi bencana banjir, masyarakat desa dibantu oleh kader revolusi mental untuk dapat memetakan kebutuhan dasar seperti area penampungan, kebutuhan air, pangan dan obat-obatan serta prosedur melaksanakan evakuasi. “Masyarakat dan pemerintah harus bergotong-royong mencegah pencemaran dan pendangkalan sungai agar risiko bencana banjir terus berkurang,” ucap Sonny. *

Baca juga: Jawa Barat siapkan strategi normalisasi Sungai Citarum

Baca juga: Kemenko PMK ajak masyarakat revitalisasi sungai Citarum

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018