Jakarta (ANTARA News) - Dalam rangka Hari Badak Sedunia, lima organisasi konservasi internasional membentuk aliansi untuk mencari langkah inovatif guna menyelamatkan Badak Sumatra dari kepunahan.
Upaya ini, menurut Ketua International Union for Conservation of Nature Species Survival Commission (IUCN-SSC) Jon Paul Rodriguez, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu, merupakan dukungan terhadap program Pemerintah Indonesia yang dipimpin oleh IUCN-SSC, bekerja sama dengan Global Wildlife Conservation (GWC), International Rhino Foundation (IRF), National Geographic Society (NGS), dan World Wildlife Fund (WWF).
"Tantangan besar ini tidak dapat dijalani oleh satu organisasi saja. Kami IUCN-SSC, merasa bangga berada dalam aliansi yang kuat dan luar biasa ini, dan kami yakin bahwa akan melihat Badak Sumatera berkembang biak sekali lagi," katanya.
Kurang dari 80 ekor Badak Sumatera tersisa di dunia, sehingga spesies ini dikatakan menghadapi kepunahan, bila tidak ada intervensi manusia untuk menyelamatkannya.
Setelah puluhan tahun diburu dan hutannya dirusak, ancaman terbesar yang dihadapi saat ini adalah jarak yang memisahkan populasi yang tinggal sedikit itu.
"Badak menghadapi risiko kemandulan bila tidak bisa bertemu pasangan untuk bereproduksi, akhirnya akan mati dengan sendirinya karena lama terisolasi," ujar Rodriquez.
Dengan populasi yang terfragmentasi dan tersebar dalam kantong-kantong berukuran kecil di dua pulau terbesar di Indonesia, menurut dia, harapan kelestarian mereka bergantung pada kemampuan para pelestari untuk menemukan dan memindahkan mereka dengan aman ke fasilitas yang dirancang khusus.
"Menyelamatkan Badak Sumatera dari kepunahan merupakan prioritas utama pemerintah Indonesia," kata Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wiratno.
"Hadirnya ahli-ahli konservasi spesies, dan dengan dukungan pemerintah serta kesadaran masyarakat setempat, kami telah menyiapkan Rencana Aksi Darurat untuk badak yang menyerukan dibentuknya program pengembangbiakan konservasi nasional. Proyek Penyelamatan Badak Sumatera akan menjadi sangat penting dalam upaya ini dan kami menyambut baik dan mendukung koalisi tersebut," ujarnya.
Sejak awal gerakan konservasi, organisasi dan peneliti individu telah bekerja untuk menyelamatkan dan melindungi spesies di seluruh dunia. Namun, terkadang saling bersaing untuk pendanaan, sumber daya, keahlian, dan akses.
Dengan adanya Aliansi Penyelamatan Badak Sumatera ini, menurut dia, akan membawa organisasi Internasional dan Indonesia, bersama-sama membuat dan menerapkan rencana kolaboratif untuk menyelamatkan spesies ini, dan bekerja bersama-sama dengan mitra pelaksana di lapangan dan berkoordinasi erat dengan para pemimpin di pemerintahan untuk demi menuju kesuksesan.
"Tujuan kami bersama untuk membangun program pembiakan badak dengan menyatukan badak yang tidak dapat berkembang biak di alam liar, akan membantu mencapai mimpi kami, yaitu melihat generasi badak Sumatera berikutnya," kata Direktur Senior Konservasi Spesies di Global Wildlife Conservation Barney Long.
CEO WWF-Indonesia, Rizal Malik mengatakan pengalaman puluhan tahun meneliti, melatih, dan mengkaji secara ilmiah, menjadikan aliansi ini bukan saja peluang terbaik bagi kelangsungan hidup Badak Sumatera, melainkan satu-satunya peluang yang ada.
Penyelamatan tiga area
Penyelamatan Badak Sumatera akan memfasilitasi kegiatan di tiga area utama konservasi spesies.
Pertama, peningkatan kapasitas, dengan membangun dua suaka Badak Sumatera baru di Indonesia, satu di Kalimantan dan yang lain di Sumatra bagian Utara, dan memperluas fasilitas yang ada di Taman Nasional Way Kambas.
Kedua, dengan melakukan operasi penangkapan dan penyelamatan untuk memindahkan badak Sumatera yang terisolasi ke fasilitas penangkaran konservasi yang dikelola.
Ketiga, dengan memasukkan badak ke dalam program pembiakan dengan menggunakan teknologi canggih yang dirancang untuk memaksimalkan pertumbuhan populasi.
Baca juga: Penyelamatan badak sumatera perlu aksi darurat
Baca juga: Seekor badak sumatera akan dipulangakan dari Amerika Serikat
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018