Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Suriname merevitalisasi kerja sama kedua negara melalui Sidang Komisi Bersama ke-5 Indonesia-Suriname, seperti disampaikan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Sidang Komisi Bersama (SKB) ke-5 antara Republik Indonesia dengan Republik Suriname diselenggarakan di Paramaribo pada 17-18 September 2018.
Pertemuan SKB ke-5 tersebut berhasil merevitalisasi tidak hanya keterikatan sejarah dan budaya antara Indonesia dan Suriname, namun juga komitmen kedua negara untuk memperkuat kerja sama dan mendorong hasil konkret, terutama dalam bidang kerja ekonomi dan kerja sama teknis.
Pemerintah kedua negara berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama dalam bidang ekonomi, salah satunya melalui pembukaan akses pasar lebih luas bagi produk kedua negara.
Selain itu, pemerintah kedua negara menjajaki pembentukan perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan Komunitas Negara-negara Karibia (CARICOM) dengan memanfaatkan Suriname sebagai pusat kegiatan di kawasan negara-negara CARICOM, serta mengintensifkan kegiatan saling tukar informasi dalam bidang infrastuktur dan investasi.
Sementara itu, dalam rangka revitalisasi keterikatan sejarah dan budaya antara Indonesia dengan Suriname, kedua pihak menegaskan perlunya tindak lanjut pembentukan Diaspora Institute yang diinisiasi oleh Suriname mengingat peran penting masyarakat keturunan Jawa di Suriname.
Kedua negara pun akan menggiatkan kembali kemitraan kota kembar (sister-city partnership) yang telah ada antara Kabupaten Bantul dengan Distrik Paramaribo dan antara Kota Yogyakarta dengan Distrik Commewijne serta penjajakan potensi kemitraan kota lainnya di kedua negara.
Sebagai catatan, dalam rangka mempererat keterikatan sejarah dan budaya tersebut, tahun ini Pemerintah RI telah mendatangkan dua seniman dari Indonesia untuk memberikan pelatihan ukir kayu dan anyam kepada warga Suriname, terutama warga keturunan Jawa.
Pelatihan itu diberikan untuk menjaga dan mengembangkan tradisi budaya Jawa secara turun-temurun di Suriname dan untuk meningkatkan kehidupan ekonomi dengan cara memperdagangkan hasil karya warga.
Berdasarkan respon positif dari masyarakat Suriname, pertemuan SKB ke-5 itu juga menyepakati penyelenggaraan pelatihan di bidang seni dan budaya serupa di tahun mendatang.
SKB ke-5 Indonesia-Suriname itu dibuka secara resmi oleh Menteri Luar Negeri Suriname Yldiz Pollack Beighle dengan menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan SKB yang telah lama tertunda sejak SKB terakhir kedua negara di Solo, Indonesia pada 2009.
Delegasi RI pada pertemuan itu dipimpin oleh Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri Muhammad Anshor.
Baca juga: Memperingati Kemerdekaan RI ke-72, wayang kulit dipentaskan di Suriname
Baca juga: Indonesia berbagi pengalaman inseminasi buatan ternak ke Suriname
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018