Jakarta (ANTARA News) - Kasus penculikan anak yang marak terjadi di ibukota selama beberapa bulan terakhir menyebabkan orang tua harus meningkatkan kewaspadaannya, termasuk dengan mengajarkan anak mengantisipasi aksi penculikan diantaranya berteriak bila menghadapi orang yang berniat jahat. "Anak-anak dapat diajarkan secara simulasi, misalnya dengan berteriak bila bertemu orang yang berniat jahat," kata Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Seto Mulyadi di Jakarta, baru-baru ini. Seto menyayangkan adanya pandangan dari sebagian masyarakat yang menganggap anak yang berteriak adalah "anak yang tidak manis". Padahal, lanjutnya, perilaku tersebut sebenarnya diperlukan dalam waktu-waktu tertentu seperti dalam menghadapi penculik anak. Seto juga mengatakan, anak sepatutnya juga diajarkan mengenai bagaimana cara yang kerap dilakukan para penculik dalam merayu sehingga korban tertarik untuk mengikuti mereka. Untuk itu, pihaknya dan berbagai lembaga lain seperti kepolisian dalam waktu dekat ini berencana untuk mengadakan simulasi kepada anak-anak bagaimana dalam menghadapi tindakan penculikan yang kerap terjadi di ibukota. "Simulasi ini layak untuk dilakukan oleh berbagai pihak, baik itu oleh aparat, orang tua, maupun pihak sekolah, agar kewaspadaan dari semuanya dapat ditingkatkan," kata Seto. Data Polda Metro Jaya juga menyebutkan, selama Juli hingga Agustus 2007 terjadi setidaknya 14 kasus penculikan, yang salah satunya adalah kasus penculikan Raisya (5), putri dari Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Ali Said (41). Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya telah berhasil membebaskan Raisya yang diculik selama sembilan hari sejak Rabu (15/8). Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Adang Firman mengatakan, polisi juga menangkap lima tersangka yang selama ini menyekap korban, mereka adalah YP, ANG, FR, BH, dan DN. Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Jumat (24/8) menyerukan agar pelaku penculikan Raisya yang telah ditangkap oleh kepolisian, dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku. "Kita semua bersyukur dan saya pribadi amat bergembira bahwa Raisya telah dapat diselamatkan. Tadi pagi Kapolri (Jenderal Sutanto, red) melapor bahwa Raisya telah bebas dari penculiknya dan saat ini penculik atau penyekapnya sudah ditahan untuk dimintai keterangan dalam proses investigasi menyeluruh," kata Presiden.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007