Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara (Menneg) BUMN Sofyan Djalil menilai PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia sangat potensial dan karenanya ia berharap perusahaan itu segera go public (menjadi perusahaan publik) agar bisa mendapatkan dana segar untuk pengembangan. "Jadi, kami harap GMF ini bisa go public lebih cepat karena sangat potensial," katanya kepada pers usai menyaksikan Penandatanganan Kemitraan GMF AeroAsia dan MTU Maintenance Zhuhai, Jerman di Jakarta, Senin. Hadir dalam kesempatan itu, Dirut PT Garuda Indonesia Emirsyah Satar dan CEO MTU Maintenance Zhuhai Walter Strakosch. Sofyan Djalil mengatakan, jika dibanding dengan perusahaan sejenis milik Singapura Airlines yang kapitalisasi pasarnya mencapai dua miliar dolar AS, maka GMF jauh tertinggal. "GMF sebagaimana diakui Dirut Garuda, ditantang dalam lima tahun ke depan mencapai 50 persen dari dua miliar dolar AS. Karena itu, perlu listed (tercatat di bursa efek) lebih cepat agar dapat dana segar untuk pengembangan," kata Sofyan. Dia menegaskan, kalau perlu lebih cepat go public lebih baik dan bila mungkin mendahului induk perusahaannya, PT Garuda Indonesia. Namun, lanjutnya, hal itu tergantung kesiapan mereka, terutama dari sisi organisasi dan restrukturisasi finansial PT GMF yang memiliki luas 115 hektar. Karena itu, upaya GMF menggandeng mitra seperti MTU Maintenance Zhuhai ini, diharapkan mampu meningkatkan produktifitas dan utility GMF. 100 Juta Dolar Sementara itu, dalam kerjasama berjangka waktu tiga tahun dengan opsi perpanjangan selama dua tahun itu nilai kontraknya mencapai 100 juta dolar AS bergantung volume material. Fokus kerjasamanya, kata Dirut PT GMF AeroAsia, Agus Sudarya, perawatan mesin tipe CFM56-3. Jenis mesin ini banyak digunakan oleh pesawat B737 klasik yang populasinya di Indonesia cukup besar. "Sekitar 200 unit lebih mesin CFM56-3 aktif digunakan oleh sejumlah maskapai di Indonesia," kata Agus. Melalui kerjasama ini, tambah Agus, diharapkan GMF mampu menekan waktu perawatan pesawat, menekan biaya perawatan dan meningkatkan kualitas produk. MTU Maintenance Zhuhai sendiri merupakan hasil patungan antara MTU Aero Engines dan China Southern yang fokus pada perawatan engine V2500 dan CFM56-3. Perusahaan ini juga akan memasukkan perawatan mesin CFM56-5B dan CFM56-7 sebagai portofolio baru mereka. MTU Engines sendiri merupakan pabrikan mesin di Jerman yang cukup dikenal di dunia internasional.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007