Jakarta (ANTARA News) - Huawei resmi mengumumkan prosesor terbarunya Kirin 980 dalam pameran teknologi IFA 2018 di Berlin pada 30 Agustus lalu.

Dengan membawa berbagai peningkatan dan teknologi terbaru pada penerus Kirin 970 tersebut, Huawei mengklaim bahwa Kirin 980 jauh lebih baik dari prosesor high-end Qualcomm Snapdragon 845.

"Untuk efisiensi baterai, Kirin 980 lebih tinggi 32 persen dari Snapdragon 845. Sementara untuk performa Kirin 980 37 persen lebih baik dari Snapdragon 845," ujar Product Marketing Manager Huawei CBG Indonesia, Advent Jose, dalam temu media di kantor Huawei Jakarta, Jumat.

Sementara Snapdragon 845 masih menggunakan proses fabrikasi 10nm, Kirin 980 telah menggunakan proses fabrikasi 7nm.

"Semakin kecil die size bisa menempatkan transistor lebih banyak otomatis performa semakin cepat dan menjadi semakin efisian, dan bisa menempatkan lebih banyak teknologi baru, ini menjadi penting," kata Jose.

Kirin 980 membagi delapan inti menjadi tiga cluster -- dua inti Cortex-A76 dengan clocked speed 2.6Hz untuk performa tinggi , dua inti Cortex-A76 dengan clocked speed 1.92GHz untuk performa sedang, dan empat inti Cortex A-55 dengan Clocked speed 1.8GHz untuk kegiatan sehari-hari.

Misalnya, Cortex A-55 akan bekerja untuk memutar musik, Cortex A-76 untuk membuka aplikasi sosial media, Cortex A-76 dengan GPU Turbo untuk menjalankan aplkasi game seperti PUBG.

Sementara itu, SoC Snapdragon 845 mengusung dua set untuk menjalankan tugas ringan dan berat dengan masing-maing empat inti -- empat Kryo 385 Gold dengan clocked speed 2.8GHz dan empat Kryo 385 Silver dengan clocked speed 1.77GHz.

Proses fabrikasi 7nm juga membuat Huawei menempatkan Neural Processing Unit (NPU) ganda pada Kirin 980 untuk proses pengenalan gambar yang lebih baik.

Dalam uji cobanya, Huawei menyebutkan bahwa Kirin 980 mampu mengenali 4500 foto per menit, sementara Snapdragon hanya dapat mengenali 2371 foto per menit.

Selain itu, Kirin 980 sudah mendukung RAM LPDDR4X dengan clocked speed hingga 2133MHz, sementara Snapdragon 845 hanya 1866MHz. Hal ini membawa pengurangan 22 persen dalam hal latensi dan pengingkatan 20 persen dalam hal bandwidth.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018