"Kebijakan Amerika Serikat menimbulkan ketidakpastian pertumbuhan ekonominya untuk ke depannya"
Jakarta (ANTARA News) - Penilaian positif Bank Dunia terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia memicu penguatan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS sebesar 22 menjadi Rp14.823 pada transaksi antarbank, di Jakarta, Jumat.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada di Jakarta, Jumat mengatakan adanya penilaian positif dari Bank Dunia yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di level 5,2 persen turut menjadi sentimen bagi penguatan rupiah.
"Bank Dunia menilai permintaan domestik yang lebih kuat di Indonesia akan terus menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi," katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail, mengatakan pergerakan dolar AS cenderung menurun terhadap beberapa mata uang utama dunia, termasuk rupiah seiring melemahnya katalis positif terhadap mata uang Negeri Paman Sam itu.
"Pelaku pasar kemungkinan telah mem-priced in kebijakan naiknya tingkat suku bunga The Fed pada September ini serta hasil dari perang dagang Amerika Serikat-Tiongkok hingga akhir tahun ini," paparnya.
Di tengah situasi itu, lanjut dia, investor lebih memilih nilai tukar selain dolar AS seperti mata uang euro dan yen Jepang, serta emas sebagai pilihan akibat ketidakpastian yang ditimbulkan kebijakan Amerika Serikat.
"Kebijakan Amerika Serikat menimbulkan ketidakpastian pertumbuhan ekonominya untuk ke depannya," katanya.
Baca juga: Dolar melemah, rupiah pun terus menguat jadi Rp14.823
Baca juga: Analis: Pergerakan rupiah masih rapuh
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018