Urbanisasi itu punya dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, kalau kita tangani dengan benarJakarta (ANTARA News) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan urbanisasi bisa berdampak positif bagi ekonomi apabila dikelola dengan baik.
"Urbanisasi itu punya dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi kalau kita tangani dengan benar. Salah satunya, pertama, dengan melengkapi pelayanan dasar, kedua, infrastruktur dasar, sanitasi, air minum, perumahan, dan ketiga, kita bereskan public tarnsportation," ujar Bambang di Jakarta, Kamis.
Pada 2045, Indonesia akan mengalami pertumbuhan penduduk yang besar dengan jumlah penduduk diproyeksikan 318,9 juta orang yang 67,1 persennya tinggal di daerah perkotaan
Menurut Bambang, potensi tersebut harus dimanfaatkan sebab urbanisasi yang dikelola dengan buruk dapat mengarah ke urbanisasi tanpa pertumbuhan.
"Kita lakukan urbanisasi dengan ketiga kegiatan utama tadi, maka kita bisa mendapatkan manfaat lebih dari adanya urbanisasi terhadap pertumbuhan," ujar Bambang.
Pada 2045, jumlah penduduk diprediksi bertambah sebanyak 63,4 juta jiwa atau 24,7 persen dibandingkan pada 2015. Jumlah tersebut hampir dua kali dari populasi Malaysia saat ini dan tiga kali dari Australia.
Pada 2045, angkatan kerja juga diproyeksikan mencapai 206 juta dan penduduk usia lanjut, yang berusia 60 tahun ke atas, menjadi 44,9 juta.
Kendati demikian, pertumbuhan dan distribusi populasi penduduk Indonesia tidak seimbang. Sebagian besar penduduk yaitu 59 persen yang tinggal di Jawa dan 21 persen di Sumatera, sehingga membuat 80 persen populasi tinggal di bagian barat Indonesia.
Pulau Jawa telah menjadi pulau yang paling padat penduduknya dengan lebih banyak wilayah metropolitan dibandingkan dengan pulau-pulau lainnya.
Menurut Bambang, penting bagi Indonesia untuk menyebarkan pertumbuhan dari Jawa ke pulau-pulau besar lainnya, untuk menyeimbangkan dan mengurangi ketidaksetaraan antar daerah.
Oleh karena itu, wilayah metropolitan baru direncanakan untuk dikembangkan di luar Jawa.
Wilayah metropolitan penting bagi Indonesia di mana aglomerasi kegiatan ekonomi di daerah perkotaan mendorong pertumbuhan ekonomi. Pada 2015, kontribusi wilayah metropolitan lebih dari sepertiga dari PDB nasional.
Urbanisasi yang cepat di Indonesia selama 1996 hingga 2016 memang diikuti oleh pertumbuhan ekonomi, tetapi tidak sekuat di China dan di negara-negara Asia Timur dan Pasifik (EAP) lainnya.
Untuk setiap satu persen peningkatan dalam bagian populasi perkotaan di China dan negara-negara EAP, pendapatan per kapita tumbuh masing-masing sebesar 3 persen dan 2,7 persen per tahun. Sementara untuk Indonesia, pertumbuhan hanya sebesar 1,4 persen per tahun.
Baca juga: Jumlah pendatang baru ke Jakarta diperkirakan tidak meningkat signifikan
Baca juga: Bappenas: manfaatkan teknologi untuk pertumbuhan ekonomi tinggi
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018