"...pergerakan dolar AS kembali melemah seiring dengan sikap pelaku pasar yang mengesampingkan sentimen perang dagang..."
Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar (kurs) rupiah yang menguat 25 poin menjadi Rp14.850 per dolar AS pada transaksi antarbank di Jakarta, Kamis pagi, dinilai analis masih rapuh.
"Pergerakan rupiah masih terlihat rapuh, meskipun pergerakan dolar AS kembali melemah seiring dengan sikap pelaku pasar yang mengesampingkan sentimen perang dagang dan imbas kenaikan euro," kata Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada di Jakarta, Kamis.
Rupiah sendiri, lanjut dia, diharapkan dapat memanfaatkan pelemahan dolar AS untuk kembali menguat, meski sentimen dari dalam negeri masih kurang kuat mengangkat mata uang Republik Indonesia itu.
Sebelumnya, laju rupiah kembali melemah tipis setelah sehari sebelumnya bergerak positif.
Masih adanya kekhawatiran akan dampak terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok yang dinilai dapat menganggu ekspor Indonesia membuat laju rupiah kembali terdepresiasi.
Apalagi sebelumnya juga di rilis neraca perdagangan yang masih kembali mengalami defisit.
Di sisi lain, adanya penilaian bahwa tahun 2019 ekonomi Indonesia akan tumbuh tipis di kisaran 5,1-5,2 persen menambah sentimen negatif pada rupiah, yang kontras dengan asumsi yang disepakati Banggar DPR di angka 5,3 persen dengan kurs rupiah Rp14.500 per dolar AS.
Baca juga: Dolar melemah, rupiah pun menguat jadi Rp14.850
Baca juga: Dolar AS melemah menyusul berkurangnya kekhawatiran ketegangan perdagangan
Baca juga: Penurunan stok AS dongkrak harga minyak hampir dua persen
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018