Beijing (ANTARA News) - Hubungan ekonomi Indonesia dengan China sampai saat ini masih berjalan baik dan tidak terganggu sehubungan dengan adanya kasus penolakan sejumlah produk impor dari kedua negara. "Hubungan ekonomi, khususnya perdagangan dan investasi, antara kedua negara masih berjalan baik dan tidak ada dampak berarti dari peristiwa penolakan produk impor," kata Wakil Kepala Perwakilan RI di Beijing Mohamad Oemar, di Beijing, Minggu. Ia mengatakan, adalah sesuatu hal yang sangat biasa dalam perdagangan antara dua negara jika terjadi masalah, seperti halnya adanya penolakan terhadap produk impor dari mitra dagangnya, apalagi terkait dengan kualitas dan keamanan produk. Kerjasama Strategis yang ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Hu Jintao, April 2005, yang mencanangkan target volume perdagangan sebesar 30 miliar dolar AS pada 2010 juga tidak akan terganggu. "Kemauan kedua negara yang ingin menyelesaikan berbagai masalah dan kendala, menjadikan hubungan ekonomi kedua negara tetap berjalan," kata Oemar. Kalaupun ada pengaruhnya terhadap volume ekspor perdagangan, katanya, kemungkinan itu terjadi terhadap produk perikanan Indonesia yang selama ini cukup banyak diekspor ke China. "Mungkin yang sedikit berpengaruh adalah produk perikanan, yang nilainya akan turun ke China," katanya tanpa menyebutkan besarnya penurunan nilai atau volume ekspor. Sekalipun ekspor ikan Indonesia ke China menghadapi penolakan, sambungnya, total ekspor produk perikanan Indonesia ke pasar dunia tidaklah terlalu berpengaruh karena Indonesia masih bisa ekspor ke negara lain. "Pasar ekspor produk perikanan dunia sangatlah besar dan Indonesia masih bisa ekspor ke negara lain, tidak hanya ke China seandainya memang negara itu menolak produk perikanan Indonesia," katanya. Tidak terganggunya hubungan ekonomi kedua negara, antara lain juga terlihat dari masih berminatnya sejumlah investor China yang ingin menanamkan modal ke Indonesia, terutama untuk mega proyek seperti pembangunan tenaga listrik.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007