Singapura (ANTARA News) - Schneider Electric, perusahaan yang berfokus pada transformasi digital pengelolaan energi dan otomasi berencana mengomersialkan teknologi microgrid ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Global Microgrid Development Schneider Electric, Francois Guillaume mengatakan, Indonesia dan Filipina menjadi target, salah satunya karena memiliki lebih dari 24 ribu pulau.

Microgrid merupakan interkoneksi antara pembangkit-pembangkit yang berbagai macam tipe, misalnya tenaga angin, solar dengan beban atau lot seperti lampu, rumah, dalam skala 50 megawatt. Schneider Electric mengklaim teknologi ini bisa meningkatkan efisiensi dan optimisasi biaya energi.

"Implementasi di pertambangan, pulau-pulau terpencil, microgrid cocok. Kedepannya, meningkatkan keandalan suplai listrik, salah satunya itu," ujar Senior Project Manager Schneider Electric South East Asia, Soni Wibisono di Singapura, Rabu.

Soni mengatakan, teknologi ini masih dalam tahan pengujian di pulau Semakau, Singapura dan bila berhasil, September ini bisa mulai dikomersialkan.

"Sejauh ini bagus untuk blank start atau menyalakan listrik dari enggak ada apa-apa atau saat kondisi enggak ada listrik kita turn on). Di pulau ini (Semakau) enggak ada apa-apa. Pulau ini untuk riset. Begitu selesai tes, sukses, baru komersial, bisa diproduksi controllernya. September ini kalau selesai dan bagus, (bisa dikomersialkan)," papar dia.

Guillaume mengungkapkan, Schneider juga berencana membangun pusat regional Microgrid di Singapura dengan pulau Semakau sebagai lokasi pilot projectnya.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018