Denpasar (ANTARA News) - Flu burung di Bali kembali menelan korban setelah merenggut nyawa dua dari sembilan pasien suspect yang dirawat intensif di ruang terisolir RSUP Sanglah. Ni Ketut Sariasih, (40) warga Tampakgangsul, jantung kota Denpasar, menghembuskan nafas terakhir, diduga akibat terinfeksi virus H5NI Ketua Tim Penanganan Flu Burung RSU Sanglah Dr Putu Andrika SpD ketika dihubungi ANTARA News Minggu pagi membenarkan kalau pasien wanita yang dirujuk dari RSU Wangaya, Denpasar itu meninggal dunia dalam perawatan intensif pihaknya. Ia mengatakan, tim berjuang keras selama delapan jam untuk menyelamatkan korban, namun Sariasih akhirnya meninggal Sabtu malam sekitar pukul 20.00 Wita. "Dari hasil pemeriksaan laboratorium, sejak awal Sariasih mengalami infeksi paru-paru," kata Putu Andrika, seraya menjelaskan bahwa korban langsung mendapat perawatan intensif begitu tiba di RSUP. "Beberapa saat kemudian spesimen darah Sariasih langsung dikirim ke Jakarta lewat Dinas Kesehatan Propinsi Bali untuk mengetahui secara pasti positif atau tidaknya ia terinfeksi H5N1," jelas dr Andrika. Korban Sariasih sebelum menghembuskan nafas terakhir di ruangan Nusa Indah, sal khusus yang diperuntukkan pasien flu burung itu sebelumnya sempat menjalani perawatan selama dua hari di RSU Wangya, Denpasar. Menurut salah seorang keluarganya, korban mengalami gejala sakit sejak empat hari lalu (22/6) yang berawal dari tensinya turun naik dan tidak ada kecurigaan terinfeksi flu burung, karena di lingkungan pemukiman sekitarnya tidak ada kejadian kematian mendadak unggas. Di lingkungan sekitar rumah Sariasih, penduduk tidak ada yang memelihara ayam atau bebek, kecuali burung perkutut yang sudah pernah disemprot disinfektan bersamaan dengan penyemprotan massal di pasar burung yang berdekatan dengan rumahnya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007