Sidoarjo (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) saat ini mulai merancang skenario penanganan luapan lumpur Lapindo Brantas Inc. menghadapi musim penghujan yang diprediksi datang mulai Nopember mendatang. Ketua BPLS Soenarso di Sidoarjo, Minggu, mengatakan dalam rancangan itu, lumpur di tanggul semburan utama diupayakan disedot menggunakan pipa dragger berkekuatan besar, kemudian dibuang ke Kali Porong, sementara itu kapal keruk akan dioperasikan di Kali Porong untuk mengalihkan lumpur yang mengendap. "Saya memperkirakan musim hujan akan datang lebih cepat dari bulan Nopember ini. Bukan menakut-nakuti, tetapi antisipasi memang diperlukan agar tidak terjadi hal yang dikhawatirkan," katanya. Menurut dia, sejauh ini, belum ada konsep penanganan lumpur secara permanen, sehingga penanganan lumpur pada musim penghujan nanti juga masih bersifat darurat hanya untuk menghindarkan daerah sekitar luapan lumpur dari banjir. Sementara itu, Humas BPLS Achmad Zulkarnain mengatakan, pihaknya sudah melakukan kerjasama dengan Badan Geologi Departemen ESDM, untuk mendapatkan data titik-titik rawan di sekitar tanggul utama dengan menggunakan alat georadar. Menurut dia, hasilnya, ada sejumlah titik tanggul yang diindikasikan rawan jebol. Dua diantaranya yang paling parah adalah titik 43 di tanggul cincin bagian barat dan titik 25 yang merupakan tanggul kanal Barat. "Titik 25 memang ada sesar normal sehingga tanggul itu paling sering jebol. Sedangkan di titik 43 kemungkinan terjadi subsidence (penurunan permukaan tanah, red) atau sesar normal. Di bagian dasar tanggul itu ada rekahannya," katanya. Ia mengatakan, untuk menghadapi musim penghujan, material untuk tanggul juga akan diganti dengan bahan yang lebih tahan air guna meminimalisir kemungkinan jebolnya tanggul akibat desakan air.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007