Jakarta (ANTARA News) - Setelah mengikuti berbagai festival film internasional dan meraih penghargaan, "Opera Jawa" karya sutradara Garin Nugroho akan diputar di bioskop-bioskop Indonesia dan Eropa pada September 2007. "Sudah satu tahun film ini mengikuti berbagai festival di luar negeri, kini saatnya masyarakat Indonesia dapat menikmatinya," ujar Garin dalam pertunjukan perdana "Opera Jawa" di Blitzmegaplex, Jakarta, Sabtu malam. Garin yang didampingi pemeran utama "Opera Jawa", Artika Sari Devi dan Martinus Miroto mengungkapkan mulai 17 September 2007 film itu juga diputar di London (Inggris), Rotterdam (Belanda), dan sejumlah negara Eropa lain, sedangkan di Indonesia akan diputar di Yogyakarta, Bandung, Jakarta, dan Semarang. "Film itu sudah dibeli oleh salah satu perusahaan film internasional, Pyramid namanya. Jadi, distribusi `Opera Jawa` sudah ke berbagai negara," ujarnya. "Opera Jawa" adalah film produksi gabungan Indonesia-Austria tahun 2006. Film ini menggambarkan kehidupan yang penuh konflik, mulai dari permasalahan cinta segitiga dalam satu keluarga dengan tokoh Setyo, Siti, dan Ludiro, hingga masalah sosial, politik, dan perekonomian dimana rakyat kecil selalu menjadi korban. Sesuai judulnya, yang tersaji sebuah opera yang berisi penggabungan unsur seni drama, tari, tembang (lagu Jawa), dan busana tradisional Indonesia. Artika Sari Devi menyatakan senang film ini akhirnya diputar di Indonesia. Film yang mengadaptasi sendratari Ramayana ini bagi Tika, sapaan Artika, sudah saatnya menjadi tuan rumah di negeri sendiri. "Semoga dengan diputarnya film ini di Indonesia akan menjawab rasa ingin tahu masyarakat terutama pecinta film Indonesia," ujarnya. "Opera Jawa" antara lain pernah diikutsertakan dalam berbagai festival film internasional di Venezia (Italia), Toronto dan Vancouver (Kanada), Pusan (Korsel), Taiwan, Tokyo (Jepang), London (Inggris), dan Goteborg (Swedia) Film berdurasi dua jam ini juga mendapat berbagai penghargaan antara lain "Aktris Terbaik" (Artika Sari Devi) dan "Komposisi Musik Terbaik" (Rahayu Supanggah) dalam Festival Film Internasional Nantes (Prancis), "Komposisi Musik Terbaik" (Festival Film Internasional Hongkong, "Film Asia Terbaik" (Festival Film Internasional Singapura), "Penghargaan Khusus Juri" dalam Festival Film Internasional Jakarta (Jiffest) 2006. Sejumlah seniman dan seniwati juga mendukung film ini seperti penari senior Indonesia Retno Maruti yang berperan sebagai ibunda Ludiro, Rahayu Supanggah sebagai penata musik, dan koreografer Jecko Siompo. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007