“Kami harus terus berproduksi, karena kalau berhenti itu biayanya sangat tinggi"
Bandung (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengimbau Industri Kecil Menengah (IKM) tekstil dan produk tekstil (TPT) di Majalaya, Kabupaten Bandung, meningkatkan produktivitas di tengah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar saat ini.
“Tentunya bahan baku, hampir semua yang berbasis impor, dengan pelemahan rupiah ini pasti naik. Tentunya salah satu cara untuk memitigasi kenaikan itu dibebankan ke konsumen atau tentu meningkatkan produktivitas,” kata Airlangga di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa.
Airlangga menyampaikan hal tersebut saat menggelar dialog dengan Komunitas TPT di Gedung Satuan Pelayanan Pengembangan Industri Pertekstilan Bandung.
Menurut Ketua Umum Partai Golkar ini, beberapa bahan baku untuk produk TPT memang masih diimpor dari sejumlah negara karena belum tersedia di dalam negeri.
“Kapas itu basisnya impor. Kalau kita bicara poliester basisnya harga minyak dunia. Kalau rayon harusnya lebih stabil,” ujar Airlangga.
Sebelumnya, Ketua Komunitas TPT Majalaya Aep Hendar Cahyad mengeluhkan harga bahan baku TPT yang melonjak akibat pelemahan nilai tukar rupiah.
“Jadi selama ini harga benang, harga bahan baku itu meningkat terus. Terlebih dengan kenaikan harga dolar. Kami berharap ini bisa dikendalikan,” ujar Aep.
Kendati demikian, IKM TPT di Majalaya tetap harus membeli bahan baku tersebut demi menjaga keberlangsungan proses produksi.
“Kami harus terus berproduksi, karena kalau berhenti itu biayanya sangat tinggi. Saya berharap bagaimana ini bisa diatasi,” pungkasnya.
Baca juga: Kemenperin sebut pengusaha tekstil harus bertranfsormasi hadapi industri 4.0
Baca juga: Menperin paparkan cara jadikan industri tekstil lima besar dunia
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018