Mata uang rupiah relatif terjaga seiring dengan mulai berkurangnya arus modal asing yang keluar

Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore bergerak menguat sebesar 13 poin menjadi Rp14.867 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.880 per dolar AS.

"Mata uang rupiah relatif terjaga seiring dengan mulai berkurangnya arus modal asing yang keluar," kata Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada di Jakarta.

Ia menambahkan pemerintah yang terus berupaya untuk mengendalikan defisit neraca berjalan sebesar 3 persen dari produk domestik bruto (PDB) turut direspons positif pasar.

"Pemerintah Indonesia berupaya mengendalikan impor. Kebijakan itu juga mendapat dukungan dari lembaga Dana Moneter Internasional (IMF)," katanya.

Kendati demikian, menurut dia, sentimen negatif eksternal masih akan membayangi fluktuasi rupiah menyusul langkah pemerintah Tiongkok akan membalas terhadap tarif impor perdagangan Amerika Serikat yang baru.

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menambahkan Presiden AS Donald Trump akan memberlakukan tarif 10 persen pada impor senilai 200 miliar dolar AS, dan menambah tarif jika Tiongkok membalas aksi AS yang terbaru.

"Amerika Serikat kembali membawa ketidakpastian baru," katanya.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa (18/9), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp14.908 dibanding sebelumnya di posisi Rp14.859 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2018