Jambi (ANTARA News) - Anggota Diresnarkoba Polda Jambi berhasil menangkap seorang kurir narkoba jaringan internasional dari Aceh menuju Jambi dengan barang bukti delapan kilogram sabu-sabu senilai Rp16 miliar dengan modus disimpan dalam ban serap mobil.
Kapolda Jambi, Irjen Pol Muchlis AS di Jambi Selasa, mengatakan tersangka Rohim (53) warga Jelutung, Kota Jambi ditangkap di depan jalan Lintas Timur Sumatera KM 32 tepatnya di depan markas Polres Muarojambi saat mobil jenis pickupnya melintas dan diperiksa petugas.
Kejadian itu terjadi pada Jumat lalu (14/9) dimana anggota Diresnarkoba Polda Jambi mendapatkan informasi akan ada melintas kendaraan roda empat yang membawa sabu dari Aceh menuju Jambi dalam jumlah besar.
"Anggota kemudian menggelar razia di depan Mapolres Muarojambi dengan memeriksa seluruh barang yang diangkut kendaraan mobil yang melintasi jalan lintas timur Sumatera tersebut," kata Muchlis AS. Saat melintas mobil yang dikendarai Rohim dan diperiksa petugas, dicurigai membawa narkoba jenis sabu dan setelah diperiksa dengan menggunakan anjing pelacak, ditemukan di dalam ban serap ada delapan bungkus sabu-sabu asal Tiongkok dari Aceh dengan tujuan Jambi.
Muchlis mengatakan, saat dibongkar dari ban serap tersebut ditemukan delapan bungkus sabu yang dikemas khusus dan tersangka langsung diamankan ke Mapolda guna dikembangkan kasusnya.
Pengakuan dari tersangka dirinya diperintahkan oleh seorang bandar narkoba pemain lama di Kota Jambi dengan membawa sabu dalam jumlah besar delapan kilogram dengan bayaran Rp10 juta guna mengangkut narkoba tersebut.
Kasus itu kini sedang dikembangkan penyidik polda dengan mengejar pemilik atau pemesan sabu asal Jambi yang sudah menjadi target kepolisian dalam untuk kasus narkoba.
Kapolda Jambi, Muchlis AS mengatakan dengan berhasil diamankannya delapan kilogram sabu sabu tersebut, ada sebanyak 80 ribu orang generasi muda di Jambi terselamatkan dari bahaya narkoba. Untuk tersangka dalam kasus ini dikenakan pasal 112 ayat 2 UU Nomor 35 tahun 2009 dengan ancaman maksimal 20 tahun penjara dan denda Rp1 miliar.
Pewarta: Nanang Mairiadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018