Surabaya (ANTARA News) - Ketika rekan-rekan sesama mantan pebulutangkis nasional menjadi pelatih bulutangkis, Hariyanto Arbi justru lebih tertarik menekuni bisnis. Bukan tanpa sebab kalau mantan penghuni Pelatnas Cipayung dan juara dunia 1995 itu tidak ingin menjadi pelatih baik di dalam negeri maupun luar negeri. "Sebenarnya sih pingin melatih, tapi sepertinya saya tidak cocok menekuni itu," kata Hariyanto Arbi saat ditemui di sela-sela peluncuran produk sepatu terbaru merek "Fly Power" di Surabaya, Sabtu. Setelah memutuskan mundur dari pentas bulutangkis dunia pada 1999, suami Wiwiek Wiral ini memang masih mengeluti olahraga teplok bulu tersebut. Namun, sudah mulai jarang tampil. Keputusannya terjun ke bisnis peralatan bulutangkis mulai dirintis pada tahun 2002 bersama mantan pemain nasional Fung Permadi dan Wahyu Agung dengan mengusung bendera "Fly Power". Sebelum Arbi memutuskan berbisnis, pasangan peraih emas Olimpiade 1992 Alan Budikusuma dan Susi Susanti juga telah memulai bisnis peralatan bulutangkis melalui nama "Astec". "Saya melihat bisnis ini cukup potensial dan terbukti hingga kini permintaan produk peralatan bulutangkis terus meningkat. Sebagai orang pernah dibesarkan dari bulutangkis, saya juga ingin memberi timbal-balik untuk olahraga ini," kata ayah dua orang anak itu. Bersama rekan-rekannya, Hariyanto Arbi mendesain dan mengontrol sendiri produk yang dihasilkan, terutama sepatu dan raket. "Untuk sepatu, sampai sekarang kami sudah memproduksi sekitar delapan model yang semuanya disesuaikan dengan karakter kaki masyarakat Indonesia," kata adik Hastomo Arbi dan Eddy Hartono yang keduanya juga mantan pemain Pelatnas.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007