seluruh masyarakat dan pemerintah daerah diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi terhadap dampak kesehatan pascagempa.

Jakarta, (ANTARA News) - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan mengajak semua pihak segera melakukan upaya penanganan penyakit malaria di Lombok Nusa Tenggara Barat.

"Usai terjadinya gempa bumi di Lombok dan sekitarnya, masyarakat yang menjadi korban bencana sangat rentan terkena penyakit." ujar Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan Kemenko PMK Sigit Priohutomo dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin, menyusul penemuan kasus malaria di Kabupaten Lombok Barat.

Dia meminta agar upaya-upaya antisipasi serta penanganan kesehatan harus menjadi fokus utama pemerintah, khususnya Kementerian Kesehatan dan dinas terkait.

Sebelumnya, telah ditemukan dua kasus malaria di Desa Bukit Tinggi, Dusun Batu Kemalik wilayah Puskesmas Penimbung lada 26 Agustus.

"Untuk memastikan dan mencari korban selanjutnya, telah dilakukan penyelidikan epidemiologi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat disertai dengan pelaksanaan kontak survei dan Mass blood survey (MBS) malaria di wilayah asal kasus tersebut sejak 28 Agustus kemarin," ujar Sigit.

Hasil pengamatan penyakit sejak minggu pertama sampai dengan minggu ke 36 menunjukkan bahwa terdapat dua kabupaten yang memenuhi kriteria kejadian luar biasa yaitu Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Timur. Kedua kabupaten tersebut terjadi peningkatan kasus malaria terkonfirmasi lebih dari 3 kali lipat.

Sebagai respon cepat, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan juga telah melakukan Mass Blood Survey (MBS) dan MFS (Mass Fever Survey), pengamatan dan pengendalian vektor, inventarisasi logistik obat-obatan di NTB, distribusi Kelambu berinsektisida sebanyak 2.400 lembar, serta pelatihan Tenaga Mikroskopis untuk meningkatkan kembali keakuratan identifikasi malaria.

"Menindaklanjuti arahan Ibu Menko, kami di jajaran Kemenko PMK segera menggelar rakornis untuk mempercepat penanganan Malaria di Lombok. Selain itu, seluruh masyarakat dan pemerintah daerah diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi terhadap dampak kesehatan pascagempa," ujar Sigit.

Selain malaria, terdapat lima penyakit yang perlu diantisipasi masyarakat, diantaranya diare akut, pneumonia, suspek campak, influenza, dan suspek HFMD.*

Baca juga: Pemerintah sudah antisipasi kasus Malaria di Lombok

Baca juga: Larvasida ditaburkan di Lombok cegah penyebaran malaria

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018