Kami bersyukur tidak pernah ada pertentangan atau percekcokan. Kita semua bersaudara.
Parigi Mountong, (ANTARA News) - Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud RI, Hilmar Farid menyebut dipilihnya Kabupaten Parigi Moutong sebagai tempat diselenggarakannya acara Kemah Budaya Nasional IX karena kabupaten ini lama dikenal sebagai kabupaten yang dihuni oleh warga dengan keragaman suku, agama, serta budaya.
"Di Parigi Moutong semuanya kompak bersatu. Ini tanah airnya Bhineka Tunggal Ika," kata Hilmar saat membuka acara yang digelar di Bumi Perkemahan Kayubura, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Senin.
Hilmar mengatakan, berdasarkan informasi yang dia dapat dari Pemerintah Daerah setempat, di Parigi Moutong ini secara bergelombang datang masyarakat dari provinsi lain di Indonesia untuk hidup di sana.
Dia pun menilai Parigi Moutong bisa menjadi contoh yang sangat tepat bagaimana Bhineka Tunggal Ika dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari.
"Kenapa saya sebut tanah air (di depan peserta kemah), agar di anak-anak kita itu melekat, kamu tuh datang dari tempat yang berbeda ke sini dan mempraktikan Bhineka Tunggal Ika dengan konkret. Ada di dalam jiwanya anak-anak yang nantinya pulang dari sini," ucap dia.
Bupati Parigi Moutong Samsurizal Tambolotutu menyebut, keberagaman di kabupatennya memang sudah terjadi sejak sangat lama.
Menurut dia, dari orang Aceh sampai Papua hingga lima agama yang diakui di Indonesia, ada di Parigi Moutong.
“Kami bersyukur tidak pernah ada pertentangan atau percekcokan. Kita semua bersaudara. Ketika ada MTQ, pemuda dari Kristen dan Hindu itu ikut mengamankan. Begitu juga ketika Natal atau tahun baru, kita yang Islam yang mengamankan supaya jangan terganggu," kata Samsurizal.
Kerusuhan Poso tahun 1999 yang letaknya tak begitu jauh dari Parigi Moutong pun tak berdampak ke kabupaten mereka.
Menurut Samsurizal, sejak awal masyarakat di sini sudah memahami kerugian dari konflik atas nama perbedaan.
"Enggak ada yang menang, tidak ada yang kalah, pasti sama-sama hancur. Itu yang ditanamkan di sini dan harus ditularkan ke daerah yang lain," ucap dia.
Wakil Ketua bidang Pembinaan Anggota Muda Kwartir Nasional Pramuka Budhi Prayitno menambahkan, kalau kegiatan ini merupakan wadah untuk mengetahui, menengenal, dan memahami budaya sendiri, serta budaya lain.
Melalui media seperti ini, tentunya bisa meningkatkan rasa persaudaraan antara anak bangsa.
"Kalau diceritakan tentang hidup bersama sudah banyak, tapi kalau ditemukan langsung akan jauh berbeda. Secara alami mereka akan belajar. Satu hal yang sangat istimewa, apalagi di Parigi Moutong ini ada transmigran, yang datang secara swadaya, swakarsa dan menjadi satu pelangi yang luar biasa," ucapnya.*
Baca juga: 3000 Penggalang ikuti Kemah Budaya Nasional
Baca juga: "Kemah Budaya Nasional" wadah mengenal budaya Indonesia
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018