Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Australia untuk Indonesia Bill Farmer menilai kunjungan delegasi Parlemen Australia pada 24-27 Agustus merupakan langkah maju dalam memperkuat hubungan dan saling pengertian antara anggota parlemen di kedua negara. "Indonesia dan Australia adalah dua demokrasi yang tangguh dan terbuka dan para anggota parlemen akan membicarakan masalah-masalah seperti perancangan dan pemberlakuan undang-undang, konsultasi publik dan kerja sama antara kedua parlemen," kata Farmer di Jakarta, Jumat. Menurut dia, kunjungan tersebut penting untuk memastikan bahwa para anggota Parlemen Federal Australia dan Dewan Perwakilan Rakyat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang perkembangan kebijakan luar negeri dan perdagangan negara-negara mitra. "Parlemen kita masing-masing memainkan peran yang aktif dalam masalah-masalah internasional dan telah membantu membentuk hubungan yang sangat kuat yang kini dirasakan Australia dengan Indonesia," ujarnya. Dikatakannya, Parlemen Australia, misalnya, telah menyelesaikan proses pembahasan Perjanjian Lombok sehingga Australia dapat meratifikasi Kerangka Perjanjian tentang Kerja Sama Keamanan antara Australia dan Indonesia itu. "Perjanjian tersebut saat ini telah disampaikan ke DPR untuk diperiksa. Kami menyambut baik kehadiran sejumlah anggota DPR RI di Lombok pada upacara penandatangan akhir tahun lalu," ujar Farmer. Delegasi Parlemen Australia yang dipimpin oleh Senator Tasmania John Watson itu terdiri dari anggota parlemen Victoria Bob Sercombe dan Senator Australia Barat, Ross Lightfoot. Di Indonesia mereka akan bertemu dengan Ketua DPR Agung Laksono, Ketua MPR Hidayat Nurwahid, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen RI. Anggota parlemen Australia juga akan mendiskusikan masalah reformasi demokrasi dengan sejumlah kelompok masyarakat madani setempat dan meninjau ulang hubungan perdagangan bilateral dengan para anggota Dewan Bisnis Indonesia-Australia (IABC). Di sisi ekonomi, perdagangan antara Australia dan Indonesia tumbuh dengan baik beberapa tahun terakhir. Perdagangan dua-arah per tahun kini mencapai sekitar 10,4 miliar dolar Australia, dengan Indonesia menikmati surplus perdagangan barang dengan Australia senilai 135 juta dolar Australia. Dalam pertemuan di Bali bulan lalu, Perdana Menteri Howard dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga telah setuju untuk mempelajari kemungkinan Perjanjian Perdagangan Bebas bilateral, yang telah direkomendasikan oleh para pemuka bisnis di kedua negara.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007