Jakarta (ANTARA News) - Seorang anggota band punk Pussy Riot yang dirawat di rumah sakit dengan dugaan keracunan telah sadar dan akan dipindahkan ke Berlin untuk perawatan lebih lanjut, kata kekasihnya kepada media Rusia.
"Petya (Pyotr) telah sadar kembali," kata kekasih Pyotr Verzilov yang juga aktivis Pussy Riot, Veronika Nikulshina, dalam wawancara dengan situs berita Meduza Jumat (14/9) malam.
Pada Sabtu (15/9), dia mengatakan kepada situs web tersebut bahwa Pyotr Verzilov, yang mempunyai kewarganegaraan Kanada dan Rusia, akan dipindahkan ke Berlin.
Verzilov dirawat di rumah sakit setelah sidang pengadilan pada Selasa (11/9), dan kemudian dipindahkan ke pusat trauma Moskow, tempat seorang staf menggambarkan bahwa kondisinya "serius".
Baca juga: Dua anggota Pussy Riot ditahan polisi
Dia telah menjalani hukuman 15 hari penjara bersama Nikulshina dan anggota Pussy Riot lainnya karena berlari memasuki lapangan pada pertandingan final Piala Dunia 15 Juli lalu, sebagai aksi protes yang mereka katakan bertujuan untuk menyoroti pelecehan oleh polisi Rusia.
Nikulshina mengatakan pada situs berita Meduza bahwa kekasihnya telah dipindahkan dari perawatan intensif tetapi masih mengalami halusinasi dan delirium.
Sejauh ini belum ada pernyataan resmi tentang penyebab penyakitnya.
Nikulshina mengatakan Verzilov (30), telah keracunan oleh sejumlah besar obat-obatan.
Baca juga: Rusia larang anggota Pussy Riot ke luar negeri
"Ini jelas keracunan, keracunan obat anti-kolinergik," kata Nikulshina kepada Meduza. "Ini pertanyaan tentang dosis yang besar."
Obat-obatan tersebut digunakan untuk mengobati berbagai masalah termasuk kondisi paru-paru. Kerabat Verzilov mengatakan kepada media bahwa dia tidak minum obat apa pun.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau pada hari Kamis mengatakan Ottawa menganggap penyakit Verzilov "sangat serius" dan akan memastikan dia mendapat dukungan.
Baca juga: Penyusup lapangan saat final Piala Dunia dibebaskan
Sakit mendadaknya Verzilov telah dibandingkan oleh media Rusia dengan dugaan kasus keracunan lawan Kremlin dan aktivis hak-hak Vladimir Kara-Murza pada 2015 yang didiagnosa menderita gagal ginjal akut.
Dia ditemukan memiliki kadar logam berat yang sangat tinggi dalam darahnya. Tahun lalu dia sekali lagi mengalami koma, yang menurut keluarganya bisa dikaitkan dengan insiden 2015, dan pergi ke luar negeri untuk perawatan.
Kara-Murza terlibat melobi di Amerika Serikat untuk ekspansi UU Magnitsky yang menjatuhkan sanksi pada pejabat Rusia, demikian AFP.
Baca juga: Rusia penjarakan anggota Pussy Riot karena ganggu final Piala Dunia
Pewarta: Fitri Supratiwi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018