Debat adalah bisa dibilang hampir diantara metode kampanye yg paling memberikan kesempatan bagi rakyat utk mengetahui kualitas dan kapasitas pemimpinnya.
"Karena itu lebih baik kalau intensitas debatnya diperbanyak. Dari daerah-daerah dengan waktu kampanye enam sampai tujuh bulan ini, setidak-tidaknya semua pulau-pulau besar itu terwakili dengan adanya debat seperti Papua dan Sumatera," kata dia, di Jakarta, Sabtu.
Dia mengatakan, debat di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa bisa dua kali, serta di Pulau Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara dan Maluku tema debatnya harus lebih dalam dan spesifik.
Hal itu menurut dia agar bisa menjelaskan kepada rakyat apakah pemimpin mengerti nasib mereka di daerah-daerah itu secara lebih rinci.
Sementara itu dia menilai kalau pun di dalam debat sesekali menggunakan bahasa asing seperti bahasa Inggris, itu tidak masalah namun itu tidak terlalu penting dan tidak terlalu khusus.
Menurut dia, "Karena Xi Jinping juga tidak bisa bahasa Inggris tapi ekonominya hampir nomor satu di dunia."
Menurut dia, dari semua itu yang terpenting adalah keterlibatan rakyat untuk mengetahui secara lebih luas kemampuan daripada kandidat.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018