Jakarta (ANTARA News) - Langkah ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti pada kejuaraan bulu tangkis Jepang Terbuka 2018 di Tokyo, Jumat dihentikan oleh pasangan asal Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying dalam laga sengit sejak gim pertama.

Dalam pertandingan berdurasi 68 menit ini, pasangan Praveen/Melati sesuai data dari PB PBSI sebetulnya punya peluang besar untuk memenangi pertandingan. Mereka beberapa kali memimpin perolehan skor dan mampu menekan lawan. Namun, akhirnya tetap kalah dengan skor 19-21, 22-20, 17-21.

Salah satu andalan Indonesia di Jepang Terbuka ini dinilai tidak dapat bermain di level maksimal, mereka merasa terganggu dengan keputusan hakim servis yang seringkali menyalahkan servis Melati. Pada kedudukan genting 19-20, servis Melati kembali dinyatakan fault, sehingga Praveen/Melati terpaksa kehilangan game pertama.

"Ya mau main bagaimana kalau pasangan ganda yang servis cuma satu? Kalau giliran Mely servis, selalu dinyatakan fault. Tidak ada penjelasan, dibilangnya 'too high' terus. Jadi pincang sebelah. Kalau dilihat video pertandingan, hampir 80 persen di-fault. Padahal Mely sudah servis sampai hampir jongkok," kata Praveen dalam keterangan resminya.

"Kami bukannya mau cari alasan karena kalah, tetapi kenyataannya memang ini sangat mempengaruhi permainan kami tadi," tambah Praveen.

Pernyataan dari Praveen ini juga diamini oleh Melati Daeva Oktavianti. Menurut dia, apa yang terjadi di lapangan sangat berpengaruh dalam pencapaian poin.

"Iya bisa dibilang ini berpengaruh ke kami, karena kami cari poin dari servis. Pukulan lanjutannya juga ditentukan dari servis. Kalau mulai saja sudah di-fault, mau bagaimana lagi? Saya jadi ragu dan bingung. Sebelum-sebelumnya juga pernah di-fault, tetapi tidak pernah sampai seperti ini," kata Melati.

Terhenti di babak perempat final, Praveen/Melati merasa belum tampil maksimal. Melati mengatakan bahwa mereka tak dapat mengeluarkan permainan terbaik mereka. Untuk itu pihaknya akan segera melakukan evaluasi dan memperbaiki apa yang menjadi kendala di Jepang Terbuka.

Praveen/Melati berharap di tahun ini mereka bisa menembus jajaran Top 10 dunia. Sejak berpasangan di awal tahun 2018, saat ini mereka sudah ada di peringkat 23 dunia. Upaya untuk memenuhi target akan terus dilakukan mengingat peluangnya cukup terbuka.

"Kami maunya masuk jajaran 10 besar untuk tahun ini, dan juara turnamen paling tidak di level BWF Tour 500 dulu. Dapat gelar dulu untuk meningkatkan rasa percaya diri kami," tambah Praveen.

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2018