Jakarta (ANTARA News) - Hasil pemantauan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta menunjukkan bahwa jumlah hari dengan udara berkualitas baik selama Januari-Juli 2007 naik menjadi 54 hari. "Dibandingkan tahun lalu, jumlah hari baik cuma 45 hari sepanjang tahun. Sedangkan tahun 2007 ini baru sampai Juli saja sudah tercatat 54 hari dengan udara berkualitas baik," kata Rina Suryani, Kepala Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Udara BPLHD DKI Jakarta, Jumat. Ia menjelaskan bahwa jumlah hari dengan kualitas udara berklasifikasi tidak sehat adalah enam hari. "Semua data dari lima titik pemantauan masuk tiap hari, jadi tidak ada keadaan alat pemantau rusak atau kualitas udara tidak terdeteksi," katanya. BLPHD DKI juga mencatat jumlah hari dengan kualitas udara berkategori baik sejak tahun 2002 terus bertambah, namun jumlah hari yang kualitas udaranya tidak sehat juga mengalami peningkatan. Untuk jumlah hari dengan kualitas udara berkagetori tidak sehat, pada 2002 jumlahnya 114, turun jadi 63 hari pada tahun 2003, 5 hari sepanjang tahun 2004, naik jadi 18 hari pada tahun 2005, dan kembali melonjak jadi 50 hari pada tahun 2006. Peningkatan pencemaran udara ini, menurut Walhi, disebabkan oleh kegiatan industri (grey smog) yang belakangan makin marak mencemari udara kota setelah adanya kampanye pemerintah soal penggunaan batu bara. Penyebab utama lainnya adalah emisi gas kendaraan bermotor (brown smog), yang diakui Hotman Silaen dari BPLHD Jakarta sebagai pemasok 79 persen polusi udara di Jakarta. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007