Hal itu menanggapi usulan koalisi Prabowo-Sandiaga agar debat calon presiden-calon wakil presiden menggunakan bahasa Inggris.
"Kalau debat menggunakan bahasa Inggris berarti ada kemajuan, namun kalau tidak ada ya tidak masalah," kata Fadli di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Kamis malam.
Dia mengatakan Indonesia sebagai negara demokrasi dengan populasi penduduk yang besar harus memiliki keunggulan dalam pelaksanaan demokrasinya sehingga penggunaan bahasa Inggris dalam debat capres-cawapres sangat bagus.
Menurut dia kalau usulan tersebut dikabulkan KPU maka pasangan Prabowo-Sandiaga sangat siap, namun tentu saja pasangan Jokowi-Ma'ruf harus menyetujuinya dahulu.
"Prabowo dan Sandiaga sudah pasti siap kalau debat menggunakan bahasa Inggris, namun belum tentu disepakati kandidat yang lain meskipun saat ini Jokowi hobi pidato menggunakan bahasa Inggris," ujarnya.
Namun Fadli menilai Jokowi pasti merespon positif usulan penggunaan bahasa Inggris dalam debat tersebut karena saat ini sedang senang menggunakan bahasa Inggris dalam pidatonya di berbagai forum internasional.
Selain itu Fadli juga menyarankan agar pola debat capres-cawapres diubah yaitu harus interaktif antar kandidat karena selama ini hanya sebatas paparan dengan dibatasi waktu.
Menurut dia, debat capres-cawapres sebaiknya dibuat interaktif antar kandidat sehingga masing-masing bisa saling mengeksplorasi dan mengkritisi visi-misi, gagasan, dan program-program yang akan dijalankan lima tahun kedepan.
Baca juga: Koalisi Prabowo-Sandiaga usul debat capres-cawapres gunakan bahasa Inggris
Baca juga: Koalisi Prabowo-Sandiaga usulkan perubahan format debat capres-cawapres
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018