Kepala Dinas Kesehatan Mandailing Natal, Syarifuddin ketika melihat langsung kondisi anak tersebut di RSUD Panyabungan kepada wartawan menyampaikan, bayi ini hanya memiliki satu mata dan mulut saja sementara hidungnya tidak ada.
Ia menyampaikan, kejadian seperti itu tergolong langka, dan merupakan kasus ke-7 yang terjadi di seluruh dunia.
Sebelum kejadian di Panyabungan ini (Indonesia), kasus yang sama terakhir pernah terjadi di Mesir.
Penyebab kejadian masih belum diketahui secara pasti, hanya saja menurut dokter bisa saja karena virus rubella, atau karena obat-obatan atau juga akibat Merkuri.
"Jika dikaitkan dengan pekerjaan ayah sang bayi sebagai penambang, bisa jadi. Kami masih kesulitan mendapat informasi karena keluarganya masih tertutup," kata Syarifuddin.
Bayi ini direncanakan dirujuk ke Medan, namun melihat kondisi bayi yang diprediksi bertahan satu sampai tiga hari pihaknya masih membuat pertimbangan.
"Kami takut di jalan karena dari keterangan dokter kondisi bayi kemungkinan hanya bertahan hidup satu sampai tiga hari," katanya.
Baca juga: Hidup sehat cegah bayi lahir cacat
Baca juga: Bahaya Rubella mengincar si jabang bayi
Pewarta: Holik
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018