Jakarta (ANTARA News) - Koalisi Prabowo-Sandiaga mengusulkan perubahan metode debat calon presiden dan calon wakil presiden karena metode debat yang selama ini dilakukan kurang efektif dalam mengeksplorasi ide dan gagasan pasangan calon.
"Salah satu tahapan yang menurut kami penting adalah mengubah model debat kandidat," kata Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Hinca Panjaitan di Rumah Pemenangan PAN di Jalan Daksa, Jakarta, Kamis malam.
Dia menjelaskan selama ini metode debat capres-cawapres dilakukan layaknya lomba cerdas cermat, pemaparan visi-misi dibatasi waktu padahal penjelasan terkait urusan negara yang akan dilakukan paslon ketika terpilih tidak bisa dibatasi waktunya.
Karena itu menurut dia, koalisi Prabowo-Sandiaga mengusulkan waktu satu jam pada masing-masing paslon untuk menjelaskan visi-misi dan program-program yang akan dilakukan lima tahun kedepan.
"Hal itu akan lebih memudahkan masyarakat pemilih untuk bisa menentukan siapa kandidat terbaik yang akan dipilih," ujarnya.
Dia mencontohkan terkait ekonomi, ketahanan energi, soal lapangan kerja, penjelasan secara komprehensif dari paslon akan membuat rakyat mengetahui secara penuh apa jalan pikiran para kandidat tersebut.
Hinca menegaskan koalisi Prabowo-Sandiaga menolak tontonan cerdas cermat dalam debat capres-cawapres, dan pekan depan pihaknya akan dirinci terkait usulan tersebut.
"Sehingga sebelum KPU menetapkan kapan debat, materi dan lain-lain maka pihaknya akan minta KPU untuk menghapus metode debat yang lama," katanya.
Hinca menilai bagi orang yang memiliki logika demokrasi yang baik maka akan menerima usulan perubahan metode debat itu karena waktu kampanye selama tujuh bulan belum mencukupi untuk menyampaikan secara penuh terkait visi misi dan pemikiran paslon.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018