Akses jalan di beberapa desa tidak memungkinkan untuk alat beratJakarta, (ANTARA News) - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan tim dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan verifikasi rumah rusak untuk dibangun kembali sebagai bagian dari upaya merehabilitasi dan merekonstruksi Lombok, Nusa Tenggara Barat pasca gempa bumi.
Saat dihubungi Antara dari Jakarta, Kamis, Sutopo mencatat hingga saat ini ada 149.715 unit rumah rusak, 6.982 unit rumah siap dibangun kembali, 1.546 unit rumah telah dibongkar, rumah yang terverifikasi 70.414 unit, yang telah mendapat surat keputusan sebanyak 37.839 unit, buku terbit untuk 15.469 unit dan berisi sisa untuk 2.277 unit.
BNPB mencatat sebanyak 445.343 orang mengungsi akibat bencana gempa itu, dengan rincian 101.735 orang dari Kabupaten Lombok Utara, 116.453 orang dari Kabupaten Lombok Barat, 104.060 orang dari Kabupaten Lombok Timur, 13.887 orang dari Kabupaten Lombok Tengah, 18.894 orang dari Kota Mataram, 49.188 orang dari Kabupaten Sumbawa, 41.126 Orang dari Kabupaten Sumbawa Barat.
Kemudian, sebanyak 564 orang meninggal akibat gempa itu, dengan rincian 467 orang di Kabupaten Lombok Utara, 44 orang di Kabupaten Lombok Barat, 31 orang Kabupaten Lombok Timur, dua orang di Kabupaten Lombok Tengah, sembilan orang di Kota Mataram, enam orang di Kabupaten Sumbawa, lima orang di Kabupaten Sumbawa Barat.
Selain itu, Sutopo mengatakan sebanyak 1.584 orang luka-luka, dengan rincian 829 orang di Kabupaten Lombok Utara, 399 orang di Kabupaten Lombok Barat, 122 orang di Kabupaten Lombok Timur, tiga orang di Kabupaten Lombok Tengah, 63 orang di Kota Mataram, 53 orang di Kabupaten Sumbawa, 115 orang di Kabupaten Sumbawa Barat.
Kerusakan juga terjadi pada fasilitas umum dan sosial sebanyak 3.818 unit, 83 rumah ibadah, 54 unit fasilitas pendidikan dan empat fasilitas kesehatan yang siap dibangun kembali.
"Akses jalan di beberapa desa tidak memungkinkan untuk alat berat," ujarnya.
Pemerintah terus melakukan pendampingan penanganan darurat bencana gempa bumi di wilayah Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Barat, Kota Mataram, Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat akibat gempa 6,4 Skala Richter (SR) pada 24 Juli 2018, gempa 7,0 SR pada 5 Agustus 2018, gempa 6.2 SR pada 9 Agustus 2018 dan 6.9 SR pada 19 Agustus 2018.
Sutopo menuturkan kebutuhan mendesak yang diperlukan masyarakat setempat adalah logistik permakanan, air bersih, MCK, dan sanitasi, layanan kesehatan dan pemulihan trauma, selimut, keamanan petugas dan warga, kebutuhan bayi dan balita, tenda terpal untuk fasilitas umum dan sosial, tikar, kelambu.
"Termasuk juga hunian sementara berupa terpal atau tenda untuk warga yang mengungsi komunal atau mengungsi mandiri di depan rumahnya," tuturnya.
Dia menuturkan pihaknya juga melakukan koordinasi terkait pencairan dan sinkronisasi bantuan dana stimulan perbaikan rumah rusak dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat.
Pihaknya juga terus melakukan pendataan titik pengungsi dan kebutuhan dalam masa transisi darurat dan melakukan pendampingan penanganan darurat.*
Baca juga: Rumah tahan gempa siap diterapkan di NTB
Baca juga: Kementerian PUPR klaim teknologi risha bantu wujudkan sejuta rumah
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018