Kupang (ANTARA News) - Kerusuhan sporadis kembali meletus di beberapa wilayah di Timor Leste sejak Kamis malam (23/8), sehingga mengakibatkan Pasar Metinaro, rumah dan sepeda motor dibakar di Dili, dua warga Distrik Ermera tewas, sementara pasukan dari Australia kewalahan mengatasi para perusuh. Pengamat masalah Timor Leste, Mario Viera, yang dihubungi di Kupang, Jumat siang, juga mengaku tengah melakukan kontak dengan sejumlah kolega di Dili dan memperoleh informasi bahwa para perusuh yang diperkirakan dari kelompok anti Xanana Gusmau, terus melancarkan kekacauan. "Saya juga sedang melakukan kontak dengan Dili, kemungkinan mereka yang melakukan kekacauan adalah kelompok yang kecewa terhadap Xanana Gusmau yang menjadi perdana menteri," kata Mario. Dia mengatakan situasi di sejumlah wilayah di negeri bekas koloni Portugis itu terus bergolak, karena perseteruan antar-elit dan antar-faksi tidak pernah berhenti. Massa pendukung Partai Fretilin (Frente Revolucionario Timor Lesta Independete) yang mewakili kelompok nasional di negeri yang terus terjerat kemiskinan itu, menyatakan ketidak-puasan mereka terhadap pasukan Australia, karena bertindak tidak netral. Pada awal pekan ini, mantan Perdana Menteri Timor Leste, Mari Alkatiri, mendesak pasukan Australia untuk meninggalkan negara itu. "Mereka datang ke sini untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah kita, tetapi mereka datang untuk memberikan dukungan kepada satu pihak dan memerangi pihak lainnya. Jadi, sebaiknya mereka pulang, karena mereka tidak netral," kata Alkatiri. Informasi yang diperoleh menyebutkan akhir pekan lalu pasukan Australia menyita bendera Partai Fretilin dalam suatu protes di Distrik Baucau, yang kemudian memicu protes dari pendukung Fretilin. Mario Viera mengaku informasi yang diperolehnya dari Dili menyebutkan kekerasan yang terus terjadi di negara itu kemungkinan masih berkaitan dengan ketidak-puasan Fretilin, baik terhadap Xanana Gusmau yang naik ke kursi perdana menteri melalui gabungan partai dan juga ketidak-netralan pasukan Australia. Sekitar 3.000 anggota tentara Australia tiba di Timor Leste di tengah-tengah aksi kekerasan pada April dan Mei tahun lalu, atas permintaan Dili. Sebagian dari pasukan itu kini masih berada di Timor Leste. (*)
Copyright © ANTARA 2007