Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Jerman menawarkan bantuan pemeliharaan dan perbaikan kapal selam kepada Indonesia, terutama untuk tipe 209 buatan pabrik Howaldtswerke (HDW) Jerman, yakni untuk KRI Cakra (401) dan KRI Nanggala (402). "Kami tawarkan kepada Indonesia untuk memperbaiki dua kapal selam jenis 209 buatan Jerman. Sebagai pembuat kapal selam itu, kami merasa perlu untuk ikut memperbaiki," kata Sekjen Departemen Pertahanan (Dephan) Jerman, Peter Eickenboom, usai bertemu Sekjen Dephan Letnan Jenderal Sjafrie Sjamsoeddin di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan pihaknya juga menawarkan untuk mengirimkan sejumlah tim teknis Jerman untuk membantu perbaikan dua kapal selam milik Indonesia buatan Jerman tersebut. "Kami juga memberi kesempatan kepada tim teknis Indonesia pergi ke Jeman guna dididik dan dilatih dalam perbaikan kapal selam," ujar Eickenboom. Perbaikan dua kapal selam dan pengiriman tim teknis ke Jerman itu, masih akan dibahas lebih lanjut termasuk kesepakatan kedua industri perkapalan kedua negara (PT PAL dan HDW), tambahnya. "Dengan demikian perbaikannya dapat dilakukan di Indonesia, tidak harus di Jerman," Eickenboom. Menanggapi itu, Sekjen Dephan Sjafrie Sjamsoedin mengemukakan Indonesia menginginkan perbaikan dapat dilakukan di negara pembuat, namun anggaran yang tersedia sangat terbatas. "Masalahnya apakah mereka mau memperbaiki di sana dengan anggaran yag terbatas," ujarnya. Indonesia pernah memiliki 104 kapal perang dan menjadi salah satu kekuatan laut yang paling kuat di Asia. Tahun 1965, kekuatan itu mewujud pada satu kapal penjelajah, 12 kapal selam, tujuh kapal perusak, tujuh frigat, 62 kapal perang lebih kecil dan kapal tambahan lainnya. Pada masa awal Orde Baru, ke-12 kapal selam yang ada masih dapat dipergunakan untuk dinas, tetapi hanya tinggal satu yang masih bisa menyelam. Pengadaan kapal selam oleh TNI AL dimulai lagi ketika pada 1981, dengan tibanya kapal selam Tipe 209 yang dibuat oleh HDW Jerman, dan lalu dinamai kembali KRI Cakra (401) dan KRI Nanggala (402). Dalam perkembangannya, krisis juga membuat kapal selam Jerman ini juga tak sepenuhnya operasional dalam beberapa tahun terakhir. (*)
Copyright © ANTARA 2007