"Yang ini tidak akan di-`hold` (ditunda)," kata Direktur Kepelabuhan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan M. Tohir di Jakarta, Rabu.
Tohir menjelaskan proyek tahap satu Pelabuhan Patimban yang telah mulai proses pembangunannya akan tetap berjalan. Begitu pula tahap dua dan tiga proyek tersebut.
"Tahap dua kan sekarang sudah proses lelang. Sebentar lagi kalau sudah finalisasi juga sudah bisa (teken) kontrak. Jadi tahap dua dan tiga tetap jalan," tuturnya.
Meski kontrak pembangunan tahap pertama sudah diteken, Tohir menjelaskan saat ini proses pembebasan lahan masih terus berjalan.
Pembebasan lahan sendiri disebutnya telah rampung sekitar 60 persen dan diupayakan untuk bisa selesai termasuk untuk fasilitas "backup area".
"Sekarang masih proses terus pembebasan lahan dan `backup area`. Kami harap tahun ini sudah dibebaskan," katanya.
Pembangunan Pelabuhan Patimban terbagi menjadi tiga tahap, khusus tahap pertama terbagi lagi menjadi dua fase dengan total nilai investasi pembangunan sebesar Rp43,3 triliun.
Pembangunan Pelabuhan Patimban, pada paket pertama ditandatangani dengan nilai kontrak Rp6 triliun dari total Rp8,9 triliun hingga 2020. Untuk paket 1 akan dibangun terminal kendaraan 350.000 unit, terminal peti kemas 800.000 TEUs dan dermaga Roro dan diharapkan akan beroperasi pada 2019.
Ada pun konsorsium yang terlibat dalam pembangunan proyek di antaranya Penta Ocean, Toa, Rinkai, Wijaya Karya dan PP.
Baca juga: Lelang operator Pelabuhan Patimban Oktober
Baca juga: Pembangunan Patimban dipercepat dorong ekspor otomotif
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018