Kartum (ANTARA News) - Sudan mengusir duta Komisi Eropa dan kuasa usaha Kanada dengan alasan mencampuri urusan dalam negerinya, kata kantor berita resmi SUNA hari Kamis. "Sudan memanggil duta Komisi Eropa dan kuasa usaha Kanada untuk memberitahu bahwa mereka dinyatakan tidak dipercaya, karena mencampuri urusan dalam negeri Sudan," kata jurubicara kementerian luar negeri Ali Sadek kepada SUNA seperti dikutip AFP. Alasan pasti pengusiran tersebut belum jelas. Sadek, yang tidak menyebut nama diplomat itu, menyatakan Sudan bekerja keras untuk tidak membiarkan kejadian tersebut mengganggu hubungan dengan Eropa Bersatu atau Kanada. Kartum sering mempunyai hubungan tegang dengan diplomat Barat. Pada Oktober 2006, Sudan mengusir utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa Jan Pronk dengan alasan duta itu mengecam tindakannya di daerah rusuh Darfur. Perang di wilayah Sudan barat meledak Februari 2003, saat pemberontak dari suku kecil mengangkat senjata menuntut pembagian sama sumber alam, yang memicu penumpasan habis-habisan oleh pasukan pemerintah dan kelompok bersenjata bentukannya. Menurut perkiraan Perserikatan Bangsa-Bangsa, sedikit-dikitnya 200.000 tewas dan lebih dari dua juta lagi mengungsi akibat dampak gabungan perang dan kelaparan sejak kemelut itu meledak. Pada ahir Juli, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mensahkan Resolusi 1769, yang menyetujui pembentukan gerakan gabungan antara badan dunia itu dengan pasukan penjaga perdamaian Afrika Bersatu untuk mengahiri kekerasan dan kekacauan di Darfur. Dalam resolusi disebut Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon "bersejarah" dan belum pernah terjadi sebelumnya itu, anggota Dewan dengan suara bulat mendukung pembentukan pasukan mendekati 20.000 tentara dan 6.000 polisi. Gerakan gabungan Perserikatan Bangsa-Bangsa-Afrika Bersatu itu, yang disebut UNAMID, memiliki mandat untuk masa pertama selama 12 bulan dan akan menggabungkan Tugas Afrika Bersatu di Sudan (AMIS), yang dikerahkan di Darfur sejak 2004. UNAMID akan menjadi penjaga perdamaian terbesar di dunia. UNAMID pada Oktober dijadwalkan memiliki struktur manajemen, komando dan pengawasan serta pada ahir tahun ini direncanakan siap mengambil alih gerakan dari AMIS. Sejak peperangan terjadi antara kelompok pemberontak, pasukan pemerintah Sudan dan sekutunya --kelompok bersenjata Janjaweed-- pada 2003, pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa berulangkali menggambarkan Darfur sebagai salah satu tempat bencana kemanusiaan paling buruk di dunia. Sengketa tersebut melebar ke negara tetangganya, yaitu Cad dan Afrika Tengah. Perserikatan Bangsa-Bangsa menerima cukup banyak janji bagi tentara infanteri, terutama dari Afrika, untuk pasukan baru Darfur, tapi memerlukan ahli dan helikopter serang dari negara kaya, kata pejabat badan dunia itu awal Agustus.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007