Semua yang dituliskan di situ tidak lebih dari sebuah halusinasi yang buruk. Mengarang sebuah cerita dengan kisah-kisah fiktif yang diolah sebagai seolah kebenaran

Jakarta (ANTARA News) - Partai Demokrat menyebut laporan laman berita Asia Sentinel yang mengaitkan Partai Demokrat serta Susilo Bambang Yudhoyono dengan kasus Bank Century sebagai sebuah laporan kisah fiktif.

"Semua yang dituliskan di situ tidak lebih dari sebuah halusinasi yang buruk. Mengarang sebuah cerita dengan kisah-kisah fiktif yang diolah sebagai seolah kebenaran," kata Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean dihubungi di Jakarta, Rabu.

Dalam laporannya laman berita Asia Sentinel menyebutkan adanya konspirasi pencurian uang negara sebesar 12 miliar dolar AS yang melibatkan 30 pejabat negara dan mencucinya melalui perbankan internasional.

Laporan berjudul "Indonesia’s SBY Government: ‘Vast Criminal Conspiracy" yang ditulis John Berthelsen itu menyebutkan bahwa ada keterkaitan Ketua Umum Demokrat SBY dengan kasus Bank Century.

Berthelsen merupakan editor di Asia Sentinel dan merupakan mantan koresponden untuk The Wall Street Journal Asia.

Dalam laporannya Berthelsen mengaku merujuk pada hasil investigasi serta keterangan tertulis dibawah sumpah sejumlah investigator dan pengacara.

Dia mengungkapkan bagaimana Bank Century beralih menjadi Bank Mutiara dan akhirnya diambil alih perbankan asal Jepang J Trust dan keterlibatan Demokrat serta SBY.

Menyoal laporan itu Ferdinand mengatakan tidak ada satupun kaitan Bank Century dengan SBY, Demokrat maupun kader Demokrat.

Dia menegaskan, Robert Tantular selaku pemilik Century juga tidak dikenal oleh SBY, sehingga semua yang disampaikan Asia Sentinel adalah fitnah yang omong kosong.

"Fakta-fakta selama proses politik maupun proses hukum terkait Century, sama sekali tidak menghubungkan debgan SBY, Demokrat maupun orang Demokrat. Jadi bagi kami itu hanya omong kosong dan fitnah kepada SBY," tegasnya.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2018