Dili (ANTARA News) - Pasar dan 10 rumah dibakar di Timor Timur dalam bentrok antarkelompok bersenjata parang dan panah baja, sementara dua orang dilaporkan tewas dalam benturan lain, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa hari Kamis. Kekerasan meledak di beberapa kabupaten di Timor Timur sejak awal Agustus, saat Presiden Jose Ramos-Horta menunjuk gabungan pimpinan pahlawan kemerdekaan Xanana Gusmao memerintah sesudah tak satu partai pun meraih suara besar dalam pemilihan anggota parlemen pada 30 Juni. Tidak jelas apakah kekerasan terkini itu berkaitan dengan ketegangan politik. Tiga orang ditangkap sesudah perkelahian di Metinaro di timur Dili, ibukota negara miskin itu, yang mengakibatkan satu pasar rusak parah oleh api, kata pernyataan polisi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Di Ermera, baratdaya ibukota negara baru itu, dilaporkan bahwa bentrokan menewaskan dua orang, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa, dengan menambahkan bahwa tidak ada keterangan lebih lanjut. Secara terpisah, komandan polisi Mateus Fernandes mengatakan kepada kantor berita Inggris Reuters bahwa 26 rumah dibakar dalam bentrok antargerombolan di Metinaro di perkampungan tunawisma. Dua orang ditangkap di Bairopite di daerah Dili sesudah kelompok merintangi jalan dengan membakar ban dan menyerang kendaraan polisi, yang melukai satu petugas, kata Fernandes. Keputusan Ramos-Horta menunjuk gabungan Gusmao memicu unjukrasa keras pendukung mantan partai penguasa, Fretilin, yang mendaku hak berkuasa sesudah mendapat suara terbanyak dalam pemilihan umum itu. Pertumpahan darah kelompok terjadi di negara kecil berpenduduk satu juta orang itu tahun lalu, memaksa puluhribuan di antaranya mengungsi. Kerusuhan itu, yang menewaskan 37 orang, dipicu keputusan pemerintah sebelumnya memecat 600 tentara. Sekitar 3.000 tentara dan polisi asing saat ini berada di Timor Timur untuk memulihkan ketertiban. Perdana menteri baru Xanana Gusmao tengah Agustus menuduh Fretilin tidak menghentikan kekerasan di negara itu, demikian AFP.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007