Yogyakarta, 11/9 (Antara) - Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo berpeluang masuk Dewan Direksi International Council of Women (ICW), organisasi perempuan dunia dalam naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, sebagai salah satu hasil Sidang Umum ke-35 ICW di Yogyakarta 11-20 September 2018.

"Untuk menjadi Presiden ICW belum bisa karena sejak Sidang Umum ke-34 tiga tahun lalu di Turki saya terpilih sebagai Koordinator Bidang Komunikasi di keanggotaaan Komite Tetap ICW. Untuk sekarang bisa dipilih masuk ke anggota Dewan Direksi," kata Giwo di Yogyakarta, Selasa.

Giwo ditemui di TVRI Stasiun Yogyakarta seusai diwawancarai langsung untuk Program 30 Menit Saja yang khusus diadakan menjelang penyelenggaraan Sidang Umum ke-35 ICW dan Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia di Yogyakarta 11-20 September 2018.

Selain Giwo, TVRI juga menghadirkan Ketua Panitia Gatot Subagio dalam program bincang-bincang tersebut.

Giwo mengatakan setelah masuk menjadi anggota Dewan Direksi ICW maka paling tidak masih membutuhkan enam tahun atau dua periode lagi untuk dipilih sebagai Presiden ICW.

Ia mencontohkan perempuan Indonesia yang pernah menjadi Presiden ICW periode 1994-1997, Kuraisin Sumhadi, setelah dua periode atau enam tahun sebelumnya menjabat Wakil Presiden ICW.

Dewan Direksi ICW periode 2015-2018 saat ini terdiri atas Presiden ICW Jungsook Kim (Korea Selatan), lima Wakil Presiden yakni Elisabeth Newman dan Hean Bee Wee (Australia), Doris Bingley (Malta), Lina Liu (Taiwan), dan Christine Knock (Selandia Baru), Bendahara ICW Martine Marandel (Prancis), Sekretaris ICW Nabiye Isin Atala (Turki), serta dua anggota Dewan Direktur ICW Fatos Inal (Turki) dan Jamal Gibril Hermes (Lebanon).

Selain Dewan Direksi (Board of Directors), dalam struktur ICW juga terdapat Anggota Komite Tetap, terdiri atas bidang status perempuan (status of women), pembangunan berkelanjutan (sustainable development), kesejahteraan umum (general well-being), komunikasi (communications), dan isu-isu sosial (social issues).

Dua perempuan Indonesia yang juga pengurus Kowani, Giwo Rubianto dan Hadriani Uli Silalahi, masing-masing sebagai Koordinator Komite Tetap Bidang Komunikasi dan Koordinator Komite Tetap Bidang Pembangunan Berkelanjutan.

Selain itu ada perempuan Indonesia, yang juga pengurus Kowani, menjadi penasihat bidang usia tua (ageing) Charletty Choesyana Taula di Komite Tetap Bidang Isu-Isu Sosial.

Koordinator Komite Tetap Bidang Status Perempuan ICW tidak ada, memiliki lima penasihat, yakni untuk soal HAM (Claudie Bougon-Guibert dari Prancis), implementasi konvensi (Vivi Germanos Koutsounadis dari Australia), legislasi (Christiane Tricot dari Prancis), dan hubungan internasional dan perdamaian (Mazal Renford dari Prancis).

Koordinator Komite Tetap Bidang Pembangunan Berkelanjutan Hadriani Uli Silalahi (Indonesia), dengan empat penasihat untuk soal wanita dan tenaga kerja (Mae Chu Chang dari Taiwan), ekonomi (kosong), masalah konsumen (kosong), perempuan perdesaan dan perkotaan (Saida Zniber dari Maroko).

Koordinator Komite Tetap Bidang Kesejahteraan Umum Nadya Anna Mangion (Malta), dengan empat penasihat untuk kesehatan (Lyudmila Porokhnyat dari Ukraina), lingkungan (Wendy Rainbird dari Australia), habitat (Ayse Aysel dari Turki), dan gizi (Margaret Jip Kuo dari Taiwan).

Koordinator Komite Tetap Bidang Komunikasi Giwo Rubianto Wiyogo (Indonesia), dengan empat penasihat untuk pendidikan (kosong), seni dan sastra (Leone Christophersen dari Australia), musik (Eleonore Hauer-Rona dari Austria), dan media massa (Onja Rasamimanana dari Madagaskar).

Koordinator Komite Tetap Bidang Isu-Isu Sosial ICW Chularat Israngkool Na Ayutthaya (Thailand), dengan empat penasihat soal anak dan keluarga (Fran Cleaton-Jones dari Afrika Selatan), pemuda (Chloe Hill dari Inggris), usia tua (Charletty Choesyana Taula dari Indonesia), dan soal migrasi (kosong).***4***

Pewarta: Budi Setiawanto
Editor: Jaka Sugiyanta
Copyright © ANTARA 2018