Jakarta (ANTARA news) - Yayasan Cadaka Darma angkatan `73 menyerahkan sepenuhnya penetapan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) pengganti Muhammad Ma`ruf kepada Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono. "Kami tidak bermaksud untuk memberikan dukungan atau apapun namanya. Keputusan tentang siapa yang akan menjabat sebagi Mendagri, termasuk jika yang dipilih adalah Muhammad Yasin, sepenuhnya merupakan keputusan presiden," kata Ketua Yayasan Cadaka Darma angkatan `73, Letjen Cornel Simbolon, di Jakarta, Kamis. Sekjen Dewan Ketahanan Nasional (Wantanas), Letjen Muhammad Yasin, saat ini santer disebut-sebut sebagai salah satu kandidat Mendagri menggantikan Muhammad Ma`ruf yang masih terbaring sakit. Cornel mengatakan jabatan apapun yang diberikan kepada anggota TNI aktif merupakan amanah yang harus diterima dan dijalankan sebaik-baiknya. "Karena itu, kalaupun yang dipilih nantinya adalah salah satu dari kami, maka kami juga meminta agar yang bersangkutan dapat menjalankan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya," kata dia. Ketika ditanya apakah yayasan mendukung pencalonan Muhammad Yasin sebagai Mendagri, ia menegaskan ini bukan masalah dukung mendukung. Berdasarkan peta politik, angkatan `73 (1973) beberapa anggotanya sedang menduduki posisi-posisi penting di pemerintahan. Mulai dari Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, Kapolri, Panglima TNI, Kastaf AU, Kastaf AL, hingga Gubernur Jakarta Sutiyoso datang dari Akademi Militer angkatan 1973. Selain Muhammad Yasin, muncul sejumlah nama yang disebut-sebut berpeluang menjadi pengganti Muhammad Ma`ruf, seperti Gubernur Jakarta Sutiyoso, Gubernur Jawa Tengah Mardiyanto, dan mantan Sekjen Depdagri Siti Nurbaya. Berbicara tentang kedekatan Muhammad Yasin dengan Presiden Yudhoyono, Cornel menjelaskan, "Mereka dekat karena tugas sebagai sesama anggota TNI AD dan pernah bertugas di satu kompi yang sama. Jadi mereka memang dekat dalam rangka menjalankan tugas." Masih menurut Cornel, Muhammad Yasin tidak pernah meminta restu kepada Yayasan Cadaka Darma angkatan `73 soal peluang menjadi Mendagri, "Kalaupun bertemu, kami hanya membahas tentang keluarga".(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007