Dolar AS bergerak lebih tinggi terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah karena data kerja Amerika Serikat yang kuat

Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore bergerak melemah sebesar 37 poin ke Rp14.850 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.813 per dolar AS.

"Dolar AS bergerak lebih tinggi terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah karena data kerja Amerika Serikat yang kuat," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin.

Ia mengemukakan data non farm payrolls (NFP) Amerika Serikat naik sebanyak 201.000 pada Agustus 2018 atau lebih tinggi dari perkiraan untuk penciptaan pekerjaan sebanyak 191.000 pekerja.

Kemudian, lanjut dia, indeks upah Amerika Serikat rata-rata naik 0,4 persen pada tingkat bulanan di Agustus atau di atas ekspektasi untuk kenaikan 0,3 persen. Sementara tingkat pengangguran bertahan di level 3,9 persen.

Baca juga: Data ekonomi AS picu pelemahan kurs rupiah pagi ini

Ia menambahkan pelemahan mata uang dunia juga dipicu oleh kekhawatiran potensi meningkatnya tensi ketegangan dagang Amerika Serikat dan Tiongkok.

"Presiden AS Donald Trump memberikan peringatan untuk kembali menaikan tarif pada hampir semua impor dari Tiongkok ke Amerika Serikat," katanya.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (10/9), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp14.835 dibanding sebelumnya (7/9) di posisi Rp14.884 per dolar AS.

Baca juga: Pemerintah sebut pelemahan rupiah tidak perlu dikhawatirkan berlebihan
Baca juga: Perang dagang global masih bebani IHSG

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018