Para peternak di bagian timur Australia berjuang menghadapi periode panjang kondisi kekeringan parah yang mencoklatkan padang rumput hijau dan memaksa sebagian dari mereka menjual atau melepas ternak mereka.
Ada sedikit kelegaan bulan lalu ketika hujan meluas di bagian-bagian di New South Wales menurut pemerintah negara bagian pada Jumat.
"Meski hujan sudah datang dan memberikan proyeksi yang lebih positif bagi kondisi lahan di sejumlah kawasan, kekeringan masih jauh dari berakhir," kata spesialis iklim pertanian Departemen Industri Primer New South Wales Anthony Clark dalam satu pernyataan yang dikutip kantor berita AFP.
"Kita membutuhkan sebaran hujan yang lebih luas dalam beberapa pekan dan bulan untuk memulai pemulihan pertanian dan mengembalikan lahan pertanian ke kondisi produktif," katanya.
Clark memperingatkan bahwa kalau kondisi kering terus berlanjut, "kita akan melihat peningkatan intensifikasi kekeringan."
Sekitar 99,8 persen negara bagian itu masih menghadapi kekeringan menurut para pejabat. Di negara bagian tetangga Queensland, pemerintah mengatakan pekan lalu bahwa 57,4 persen negara bagian masih terdampak kekeringan.
Mayor Jenderal Stephen Day, yang ditunjuk menjadi koordinator penanganan dampak kekeringan nasional, mengatakan fokusnya meningkatkan penggalangan dana untuk para petani.
Dia mengatakan kepada Sydney Telegraph mengenai "kurangnya koordinasi dan koherensi."
"Itu berarti ada celah, itu berarti ada beberapa tumpang tindih, itu berarti ada beberapa inefisiensi," katanya menjelang pertemuan yang direncanakan dengan beberapa badan-badan utama penggalangan dana untuk mengatasi masalah kekeringan.
Meski kekeringan bukannya tidak umum di Australia, panjang dan keparahan kondisi kekeringan menimbulkan tekanan besar pada para petani di negara-negara bagian timur.
Baca juga: Musim kemarau di Indonesia dipengaruhi angin Monsun Australia
Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018