Antananarivo (ANTARA News) - Satu orang tewas dan 40 orang terluka akibat terinjak-injak pada pertandingan kualifikasi Piala Afrika antara Madagaskar dan Senegal di Antananarivo pada Minggu.
Menurut kantor berita Reuters, para pejabat rumah sakit lokal mengonfirmasi peristiwa tragis setelah para penonton berusaha untuk memasuki Stade Municipal de Mahamasina yang telah terisi penuh di ibukota negara itu menjelang pertandingan yang telah ditunggu-tunggu banyak orang.
Para penonton mengantri di luar arena sejak dini hari untuk pertandingan yang dimainkan sore hari, dan saat stadion berkapasitas 22.000 orang itu telah penuh, para ofisial menutup pintu-pintu dengan ratusan orang masih berharap dapat masuk.
"Para penggemar ingin masuk namun pintu telah ditutup karena tribun-tribun telah penuh," kata kepala polisi Herilalatiana Andrianarisaona kepada stasiun radio Prancis RFI.
"Orang-orang di depan tidak dapat mundur dan orang lain tiba di belakang mereka dengan jumlah yang sama. Inilah yang memprovokasi saling menginjak-injak."
Menteri olahraga Madagaskar Tsihoara Faratiana mengunjungi korban yang luka-luka di rumah sakit bersama menteri pertahanan dan menteri kesehatan, serta sejumlah pejabat dari federasi sepak bola Madagaskar.
Terdapat momen mengheningkan cipta untuk para korban sebelum sepak mula ketika pertandingan itu dimainkan sebagaimana yang dijadwalkan dan berakhir dengan skor 2-2.
Kematian di stadion-stadion merupakan hal yang sering terjadi di benua Afrika pada masa lalu, ketika buruknya kepolisian dan pengawalan para penonton di arena-arena yang sering terlalu dipadati penonton, yang terbukti merupakan resep tragedi.
Jumlah kematian yang terbanyak adalah di Stadion Accra Sports di Ghana ketika 127 penggemar meninggal dunia pada 2001 setelah polisi menembakkan gas air mata ke tribun-tribun penonton, menyusul pertandingan liga antara Hearts of Oak melawan Asante Kotoko.
Pada 2012, 74 orang meninggal dunia ketika para penggemar klub Mesir Al Masry melakukan kekerasan terhadap penggemar tim tamu Al Ahly di Stadion Port Said.
Para penggemar Al Ahly diserang dengan berbagai benda dan pisau, dan banyak yang terbunuh ketika berdesak-desakan ketika mereka berusaha untuk kabur dari kekerasan, sedangkan orang lain jatuh atau terlempar dari tribun.
Tahun lalu, delapan penggemar meninggal dunia akibat terinjak-injak pada pertandingan di Malawi, sedangkan jumlah yang sama terbunuh di final piala di Senegal.
Dua penggemar terbunuh di Afrika Selatan akibat berdesak-desakan di pintu masuk untuk pertandingan pramusim antara Kaizer Chiefs dan Orlando Pirates di Soccer City, arena tempat dimainkannya final Piala Dunia 2010, pada Juli tahun lalu.
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2018