New York (ANTARA News) - Naomi Osaka menjadi petenis Jepang pertama yang menjuarai Grand Slam setelah menang 6-2, 6-4 atas Serena Williams pada final AS Terbuka yang kontroversial pada Sabtu (Minggu WIB).

Kontroversi terjadi ketika Serena mengalami krisis setelah mendapatkan code violation karena mendapat instruksi dari pelatihnya.

Dengan Osaka mengendalikan permainan setelah memenangi set pertama, wasit asal Portugal Carlos Ramos membuat dongkol Williams ketika ia memberikan "code violation" kepada juara Grand Slam 33 kali itu di gim kedua set kedua, akibat pelatih Williams Patrick Mouratoglou memberikan sinyal-sinyal tertentu dari boks sang petenis.

Sederet tingkah laku buruk kemudian dilakukan Williams dan ia mendapatkan "point penalti" karena membanting raketnya sebelum kemudian diberikan "game penalty" saat tertinggal 3-4 setelah ia meluncurkan serangan verbal terhadap Ramos, menuduhnya sebagai "pembohong" dan "pencuri karena mencuri poin dari saya."

"Game penalty" membuat Osaka memimpin 5-3 dan petenis Jepang berusia 20 tahun itu menjaga ketenangannya untuk mengukir kemenangan bersejarah.

Peringatan pelatih merupakan pemicu kemarahan pertama Williams, yang berteriak kepada Ramos bahwa dirinya adalah seorang ibu dan tidak akan pernah berbohong, dan menambahkan bahwa dirinya lebih memilih untuk kalah ketimbang berbohong.

Situasi kelihatannya telah kembali normal ketika Williams akhirnya mampu mematahkan servis Osaka untuk pertama kalinya untuk memimpin 3-1.

Namun , beberapa hal berada di luar kontrol ketika petenis Jepang 20 tahun itu balas mematahkan servis, membuat mantan petenis peringkat satu dunia itu membanting raketnya dan Ramos mengeluarkan point penalty.

Hal itu memicu kemarahan lain dari Williams yang diikuti game penalty, membuat para penonton mencemooh dan membuat petenis AS itu semakin marah.

Belakangan Mouratoglou mengakui bahwa dirinya berusaha untuk memberi instruksi kepada Williams dari tribun penonton dengan tangannya, namun menuding pelatih Osaka, Sascha Bajin, melakukan hal serupa.

"Saya jujur. Saya memberi instruksi," kata Mouratoglou. "Saya pikir ia tidak melihatnya pada satu kesempatan."

"Sascha juga memberi instruksi pada setiap poin."

Akhir kontroversial itu membayang-bayangi apa yang semestinya menjadi momen indah bagi Osaka.

Berdiri di podium menanti untuk diberikan trofinya dan cek pemenang sebesar 3,8 juta dolar, Osaka hanya mendengar cemoohan ketika para penonton menyuarakan rasa frustrasi mereka terhadap Ramos, yang berdiri di tepi lapangan.

"Saya tahu semua orang mengejek dia dan saya menyesal ini harus berakhir seperti ini," kata Osaka. "Saya hanya ingin berterima kasih kepada Anda yang menyaksikan pertandingan."

"Selalu menjadi mimpi saya untuk bermain melawan Serena di final AS Terbuka. Saya benar-benar bersyukur dapat bermain melawan Anda."

Hasil ini mencegah Williams menyamai rekor yang pernah ada yakni 24 gelar Grand Slam.

Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2018