Mataram (ANTARA News) - Total kerugian yang dialami sektor perikanan di Provinsi Nusa Tenggara Barat akibat gempa bumi mencapai hingga sekitar Rp26,5 miliar, kata Plh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, Beni Iskandar.

Besarnya jumlah kerugian tersebut, menurut Beni, juga termasuk dari laporan sementara yang menyebutkan bahwa jumlah mesin ketinting perahu nelayan di Pulau Lombok yang rusak pascagempa bumi sebanyak 474 unit.

"Laporan yang kami terima dari kabupaten, seluruh mesin ketinting milik nelayan tersebut tidak dapat difungsikan lagi," katanya di Mataram, kemarin.

Beni menyebutkan mesin ketinting yang rusak tersebut tersebar di Kabupaten Lombok Utara sebanyak 404 unit dengan nilai kerugian mencapai Rp4 miliar. Kerusakan cukup banyak disebabkan daerah tersebut terdampak gempa paling parah dibandingkan empat kabupaten/kota lainnya yang ada di Pulau Lombok.

Selain mesin ketinting, pihaknya juga menerima laporan dari Pemkab Lombok Utara, sebanyak 96 unit mesin tempel juga mengalami kerusakan dengan nilai kerugian Rp4,8 miliar.

Beni juga mengungkapkan adanya kerusakan alat tangkap ikan sebanyak 374 unit dengan nilai aset sebesar Rp3,7 miliar, serta mesin pengolahan ikan sebanyak 80 unit dengan nilai aset Rp10,5 miliar juga mengalami kerusakan.

"Kerusakan juga terjadi pada sarana budi daya udang sebanyak dua unit dengan nilai aset Rp400 juta, dan sarana budi daya laut sebanyak dua unit senilai Rp300 juta," ujarnya.

Sementara di Kabupaten Lombok Timur, kata dia, dilaporkan sebanyak 24 unit mesin tempel senilai Rp1,2 miliar tidak bisa difungsikan. Sebanyak 70 unit mesin ketinting senilai Rp700 juta juga rusak. Selain itu, sebanyak 62 unit alat tangkap ikan senilai Rp620 juta dan sarana budi daya udang senilai Rp200 juta ikut rusak akibat gempa bumi.

Pewarta: Awaludin
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2018