Ini bisnis kedua, saya tidak tahu kok bisa menyewa tempat besar untuk buat kafe

Surabayac(ANTARA News) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menegaskan tidak ikut cawe-cawe bisnis kafe milik putra sulungnya Fuad Benardi yang baru dirintisnya dengan nama "Bober Cafe" di Jalan Raya Jemursari Nomor 70 Kota Surabaya, Jatim.

Tri Rismaharini, di Surabaya, Sabtu, mengaku tidak mengetahui jika putranya kembali membuka bisnis kafe kembali setelah sebelumnya juga sudah membuat kafe di kawasan Joyoboyo, meskipun saat ini sudah tidak beroperasi.

"Ini bisnis kedua, saya tidak tahu kok bisa menyewa tempat besar untuk buat kafe," katanya.

Risma mengaku sejak masa SMA, putranya memang senang menggeluti bisnis. Saat membuka Bober Cafe, ia tak mengetahui, bagaimana putranya mendapatkan modal hingga bisa menyewa tempat yang strategis di kawasan Surabaya Selatan.

Namun demikian, Risma pada saat meresmikan Bober Cafe pada Jumat (7/9) sore memberikan apresiasi dan ucapan selamat kepada para pendiri Bober Cafe, yang salah satunya adalah artis Bisma Karisma, salah satu personel Boyband "Smash". Saat itu, Risma memberikan pesan kepada para pendiri Bober Cafe agar tidak pernah menyerah dalam dunia bisnis.

Bober Cafe di Surabaya adalah kafe yang keempat setelah dua kafe sebelumnya didirikan di Bandung dan satu kafe di Pangandaran, Jawa Barat. Bober Cafe didirikan secara konsorsium dengan enam orang yang menjadi investor.

Dua investor berasal dari Bandung dan tiga orang dari Surabaya yakni Giri Bayu Kusuma, mantan ketua Hipmi Jatim, Wilson Tirta Tanim, Fuad Benardi serta Aura Kasih.

Bober Cafe menyuguhkan konsep yang berbeda dengan bisnis kuliner pada umumnya. Di bangunan tiga lantai ini, ruangan yang ada antara Coffe Shop tempat makan dan virtual office terintegrasi dalam satu area.

Risma menyebut konsep bisnnis kuliner yang memadukan bisnis kuliner dengan "co-working space" atau ruang kerja bersama merupakan salah satu terobosan yang menjanjikan. Menurutnya, konsep yang menyatukan coffe shop dengan virtual office sangat menarik.

"Ini bisa menjadi ruang pertemuan, bisnis dan tempat berkumpulnya anak-anak muda kreatif," katanya.

Risma menyampaikan dirinya tidak diperbolehkan cawe-cawe dalam bisnis yang digeluti putranya bersama teman-temannya. Untuk itu, ia mengistilahkannya "bisnis karepe dewe" atau bisnis sesukanya sendiri.

"Saya kadang kasihan juga, ia (putranya) harus berjuang sendiri. Orang lain minta rombong, saya bantu, ini tidak saya kasih apapun," katanya.

Baca juga: Risma minta warga bersiap hadapi persaingan global
Baca juga: Surabaya aman untuk investasi, kata Risma

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018