Kathmandu (ANTARA News) - Pemogokan yang diserukan kelompok-kelompok lokal yang menuntut hak lebih luas menutup bisnis dan sekolah-sekolah dan menyebabkan jalan-jalan ibukota Nepal, Kathmandu, sepi pada Rabu. "Kathmandu lumpuh. Tapi, sejauh ini tidak ada laporan-laporan dari lapangan mengenai pengrusakan dan korban," kata komandan polisi Kathmandu, Sarbindra Khamal, kepada AFP. Protes itu diserukan oleh satu kelompok etnik yang berafiliasi dengan Maois -- Tamang Rastriya Mukti Morcha atau front pembebasan nasional-- dan satu asosiasi yang mewakili para anggota kasta "paria" yang dikenal sebagai Dalit. "Pemogokan hari ini diumumkan karena pemerintah tidak serius memenuhi tuntutan-tuntutan kami," kata Tilak Pariyar, Ketua Front Republik Gabungan Dalit. Barad pada tingkat bawah hirarki kasta Nepal, dan memiliki anggota sekitar lima juta dari 27 juta jiwa penduduk negara itu, Dalit menuntut 20 persen dari semua tenaga kerja departemen disediakan bagi mereka. Minoritas etnik Tamang yang berjumlah dua juta jiwa menghendaki wakil lebih banyak dan juga menginginkan Nepal dimaklumkan sebagai republik menjelang pemilihan yang menurut rencana diselenggarakan Nopember. "Kami mengirim sepucuk surat kepada perdana menteri berisikan 16 tuntutan tapi pemerintah tidak menanggapi," kata pemimpin front Tamang Talak Ghising. Pemilu Nopember bagi satu badan untuk menyusun kembali konstitusi negara itu dan memutuskan masa depan politik negara pegunungan Himalaya itu setelah pemberontakan Maois berakhir dengan satu perjanjian perdamaian akhir tahun lalu. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007