Jakarta (ANTARA News) - Korban infeksi virus flu burung (Avian Influenza/AI) di Indonesia bertambah dengan meninggalnya warga Banjar Natu Gaing, Baraban, Kediri, Tabanan (Bali) berinisial AS (28) yang sebelumnya dinyatakan positif terinfeksi virus flu burung H5N1. Siaran pers dari Pusat Komunikasi Publik Departemen Kesehatan yang diterima ANTARA News di Jakarta, Rabu, menyebutkan perempuan tersebut meninggal dunia di Rumah Sakit Umum (RSU) Sanglah, Denpasar, pada 21 Agustus 2007. Dengan demikian jumlah kasus infeksi virus flu burung di Indonesia total sebanyak 105 kasus dan 84 diantaranya berakibat kematian (tingkat kematian/Case Fatality Rate sebesar 80 persen). AS, yang masuk RSU Sanglah pada 8 Agustus 2007 dengan keluhan sesak napas, adalah pengepul ayam dan sebelumnya dilaporkan melakukan kontak dengan ayam. Dalam keterangan tertulis yang ditandatangani Kepala Pusat Komunikasi Publik Departemen Kesehatan, Lily S. Sulistyowati, itu disebutkan pula bahwa setelah diuji dengan alat diagnosis cepat (rapid test kit) pada tubuh ayam-ayam tersebut positif terdapat virus H5N1. Dijelaskannnya pula bahwa hingga kini belum ada obat yang terbukti manjur mengobati infeksi virus flu burung, hanya ada obat antivirus influenza oseltamivir yang berfungsi menekan perkembangan virus. Cara paling efektif untuk mengendalikan penularan penyakit mematikan itu adalah dengan mencegah penularan dan penyebaran virus. Upaya itu, jelasnya, antara lain bisa dilakukan dengan meminimalkan risiko penularan dengan memisahkan pemeliharaan unggas dari pemukiman penduduk. Masyarakat juga disarankan bersikap waspada dan tanggap terhadap unggas yang sakit dan mati mendadak serta segera melaporkan ke aparat desa setempat bila menemukan ayam/unggas sakit atau mati mendadak di lingkungan sekitarnya. Warga juga disarankan menghindari kontak dengan unggas yang sakit atau mati dan segera membersihkan diri dengan sabun bila terlanjur. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007