Islamabad, Pakistan, (ANTARA News) - Absar Kazmi, seorang insinyur listrik di Islamabad, membawa tiga anaknya untuk menanam pohon di satu bagian Parade Ground, yang terkenal, di Ibu Kota Pakistan tersebut.
Kegiatan itu digagas oleh pemerintah untuk menanam pohon muda di bawah kegiatan "Menanam buat Pakistan" dengan tujuan melindungi negeri tersebut dari polusi dan perubahan iklim.
Kazmi mengatakan ia membawa anak-anaknya untuk menanam pohon agar mereka mengetahui pentingnya menyelamatkan Bumi dari dampak merugikan perubahan iklim. "Saya mau mereka tahu bahwa kami menanam pohon hari ini dan itu akan menyelamatkan hari esok mereka," kata Kazmi kepada Xinhua.
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan bru-baru ini telah meluncurkan kegiatan "Sepuluh Miliar Pohon Tsunami" dan ia sendiri menanam satu pohon muda di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa di bagian barat-laut negeri tersebut.
Kegiatan itu adalah upaya untuk memerangi perubahan iklim dengan menanam pohon di seluruh negeri tersebut selama lima tahun masa jabatan pemerintah saat ini.
Penasehat perdana menteri itu urusan perubahan iklim Malik Amin Aslam mengatakan kepada media lokal bahwa poho ditanam dan dibagikan secara gratis di seluruh negeri tersebut dengan tujuan memotivasi masyarakat umum untuk membuat Pakistan jadi lebih hijau.
Irfan Nizai, Direktur Lingkungan Hidup di Direktorat Lingkungan Hidup Islamabad, mengatakan bahwa buat kondisi atmosfir yang ideal, penting bahwa 20 persen daerah di negeri tersebut mesti diisi pohon, tapi di Pakistan wilayahnya kurang dari dua persen.
"Pemerintah sekarang memusatkan perhatian pada masalah ini untuk mengendalikan kondisi cuaca ekstrem, yang menimbulkan ancaman bagi agro-ekonomi kita dan juga membuat kondisi hidup jadi lebih berat buat rakyat," kata Niazi kepada Xinhua.
Ia mengatakan dalam langkah pertama sebanyak 1,5 juta pohon akan ditanam di berbagai daerah negeri itu dan pada langkah selanjutnya, mereka akan menyediakan pohon muda untuk sekolah, tempat setiap anak akan menanam satu pohon muda.
"Itu akan membuat anak jadi penjaga pohon dan ia akan menyiraminya dan merawatnya, sehingga memberi dia rasa tanggung-jawab dan memotivasi mereka untuk menanam lebih banyak pohon," katanya.
Khalid Malik, Direktur Departemen Meteorologi Pakistan, mengatakan kepada Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi-- bahwa Pakistan adalah negara paling rentan ketujuh terhadap perubahan iklim di dunia dan salah satu alasan utamanya ialah penggurunan hutan.
"Kerentanan satu negara terhadap perubahan iklim bukan hanya ditentukan oleh perubahan pola cuaca tapi juga oleh upaya yang dilancarkan oleh pemerintah serta warga guna mengendalikan dampak perubahan iklim," katanya.
Ia menyatakan penggurunan di negeri itu telah merenggut korban serius pada iklim dan tak seorang pun peduli untuk menanam pohon baru sehingga menghasilkan kondisi cuaca yang berat.
Uzair Qamar, seorang profesor rekayasa dan penanganan sumber air di University of Agricultural Faisalabad, mengatakan menanam pohon secara per orangan serta di tingkat negara akan membantu meringankan dampak perubahan iklim sampai tahap besar.
Qamar mengatakan kepada Xinhua bahwa baru-baru ini cuaca ekstrem terjadi di Pakistan akibat kurangnya pohon. Ketika lebih banyak pohon ditanam, pohon tersebut akan mengubah karbon dioksida yang berlebihan di atmosfir menjadi ekosistem yang sehat, sehingga menghasilakn kondisi cuaca yang sedang.
Pewarta: Antara
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2018