Baku (ANTARA News) - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengakhiri kunjungannya ke Azerbaijan, Rabu dengan satu ikrar akan melanjutkan program nuklir Iran. Ahmadinejad mengatakan sanksi-saksi internasional yang didukung AS tidak akan menghambat republik Islam ini untuk mengembangkan teknologi nuklir. "Mereka sekarang tahu benar bahwa sikap bermusuhan mereka tidak akan mempengaruhi tekad negara kita dan mereka akan terpaksa secara terbuka mengakui hak bangsa Iran," kata kantor berita resmi IRNA mengutip pernyataan Ahmadinejad. "Kami menginginkan teknologi nuklir untuk membantu (semua) kemajuan, kesejahteraan dan perdamaian negara, dan kami menentang penyebaran senjata penghancur massal," kata. Iran dan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), setelah dua hari perundingan, mengenai jadwal bagi Iran untuk menjawab kekuatiran yang belum terpecahkan tentang program nuklirnya, kendatipun tanggal tidak diumumkan. Perjanjian itu berarti bahwa Teheran harus menjawab pertanyaan-pertanyaan khusus tentang program nukirnya-- yang AS tuduh bertujuan untuk membuat senjata nuklir-- sejalan dengan jadwal yang disepakati pada beberapa pekan ke depan. Ahmadinejad, yang berbicara akhir kunjungan dua harinya di bekas republik Sovyet yang kaya minyak itu, juga menuduh "Zionis dan kelompok-kelompok yang bersekutu dengan negara-negara besar" berusaha keras menabur perpechan di antara negara-negara." "Mereka membuat kesalahan karena ikatan-ikatan persahabatan antara dua negara Iran dan Azerbaijan punya akar dalam sejarah," katanya dikutip AFP. "Tindakan-tindakan mereka itu bodoh."(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007