Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (ANTARA News) - Warga terdampak gempa yang mengungsi di Desa Guntur Macan, Kabupaten Lombok Barat, mulai terserang penyakit seperti diare, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), dan gatal-gatal menurut petugas medis.

"Sehari ada 100 pengungsi yang kami tangani di posko pengungsian," kata dokter Basirun, petugas medis yang berada di posko pengungsi Desa Guntur Macan, Kecamatan Gunung Sari, Kamis.

Ia mengatakan kebanyakan pengungsi, dari anak-anak sampai dewasa, mengeluh sakit pernafasan, diare, dan gatal-gatal.

"Penyebabnya karena lingkungan yang tidak bersih dan berdebu," katanya.

Ia menjelaskan bahwa sebelumnya petugas medis menangani lebih dari 100 orang dalam sehari, namun kini jumlahnya mulai menurun.

"Tapi biar berkurang kami tetap melakukan pengawasan, jangan sampai tambah banyak. Karena mereka tinggal di pengungsian masih lama," kata Basirun.

Di Desa Guntur Macan, 925 keluarga yang mencakup 2.816 orang masih tinggal di posko pengungsian. Mereka mengungsi sejak gempa bumi mengguncang Pulau Lombok awal Agustus 2018.

Para pengungsi tinggal di 14 titik pengungsian di Guntur Macan, Api Taik, Barat Kokok, Ladungan, Pancor, Poan Selatan, dan Poan Utara karena rumah mereka rusak akibat gempa. Di Desa Guntur, 98 persen rumah warga rusak akibat gempa.

Baca juga:
Pengungsi gempa Lombok masih kesulitan air bersih
Tak ada beras, talas pun jadi bagi korban gempa Lombok

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018